Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Cara Perempuan Menepis Ketakutan yang Ditebarkan Media Sosial

Dr. Firman Kurniawan S. Kamis, 27 Oktober 2022
Saat unggahan media sosial menimbulkan ketakutan, teror, apa yang perempuan bisa lakukan untuk mengatasinya?
Saat unggahan media sosial menimbulkan ketakutan, teror, apa yang perempuan bisa lakukan untuk mengatasinya? PonyWang

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Dalam keterangan yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, 24 Oktober 2024, tak kurang 144 dari 245 penderita yang tersebar di 26 provinsi meninggal dunia.

Angka kematian itu mencapai 57% dari seluruh pasien. Artinya yang sembuh maupun yang masih dalam masa perawatan, prosentasenya lebih kecil dari yang meninggal. Tentu ini teror bagi para orang tua.

Kejadian gagal ginjal akut bukan hanya terjadi di Indonesia. Sebulan sebelumnya, berita yang senada bersumber dari Gambia yang juga diwarnai kematian yang memilukan. Merenggut mereka yang masih belia.

Unggahan media sosial bertema serangan pada kesehatan, yang diakhiri kematian memilukan ini, membentuk pusaran ketakutan. Belum lagi terbebas dari ancaman penularan Covid-19, ancaman kematian baru sudah di depan mata.

Teror itu harus ditelan sebagai unggahan, yang terselip bersama peristiwa rutin sehari-hari. Diterima sebagai kelaziman.

Belum juga rasa takut itu reda, ketakutan baru kembali meneror. Ini dipicu oleh maraknya unggahan yang memuat beruntunnya peristiwa kematian akibat penusukan.

Baca Juga: Alami Kekerasan Fisik hingga Psikis, PRT asal Cianjur Mengadu ke KSP

Beberapa kejadiannya berselang tak terlampau lama. Semuanya terjadi di bulan Oktober 2022. Entah kejadian itu saling berhubungan atau tidak, seluruhnya masih jadi penyelidikan polisi.

Peristiwa mengagetkan pertama terjadi pada 19 Oktober malam. Penusukan seorang anak perempuan berusia 12 tahun, di Cimahi.

Anak malang ini mengalami penusukan sepulang mengaji. Sebelum ditusuk, dia dan teman perempuannya berjalan pulang menuju ke rumahnya masing-masing.