Witahening Pamungkasih, Jadi Atlet Dayung Berkat Kecintaan pada Olahraga

Firdhayanti - Minggu, 21 Agustus 2022
Witahening Pamungkasih, atlet dayung nasional.
Witahening Pamungkasih, atlet dayung nasional. Dok. PARAPUAN/ Firdhayanti

Parapuan.co - Kawan Puan, kecintaan pada hobi tak jarang mendorong seseorang untuk meraih mimpi.

Hal itu terlihat pada Witahening Pamungkasih, atlet dayung DKI Jakarta yang aktif pada tahun 1994-1995.

Perjalanan Wita menjadi atlet dayung tak terlepas dari kecintaannya pada dunia olahraga.

Kepada PARAPUAN, Wita mengaku menekuni olahraga dayung saat dirinya berada di bangku kuliah.

Wita yang saat itu berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, mengaku mulai menaruh minat pada olahraga ini ketika bergabung di sebuah kegiatan di kampus.

Ia mengaku termotivasi dengan temannya dengan memilih salah satu divisi yang ada di kegiatan tersebut.

“Jadi saya bersaing sama teman saya. Dia gunung saya air. Kan ada 3 divisi, tebing, gunung, sama olahraga air,” kenang Wita saat ditemui PARAPUAN di Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (!3/8/2022) lalu.

Sebelum memutuskan menekuni olahraga dayung, Wita mengaku sempat mencoba mendaki gunung, tetapi sayangnya ia gagal saat seleksi.

“Saya pernah ikut seleksi juga, trip 3 gunung yang dilewati garis khatulistiwa, terus kalah. Jadi saya di air aja deh,” lanjut perempuan kelahiran Jakarta, 27 Juli 1970 itu.

Baca Juga: Jakarta Dragon Boat Festival 2022 Sukses Dihelat, Hadirkan 55 Tim

Perjalanan Karier sebagai Atlet Dayung

Awal karier Wita di olahraga ini adalah saat ia mengikuti kejuaraan Mahasiswa se-Indonesia di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada tahun 1993.

Dari kejuaraan tersebut, Wita berhasil meraih Juara 2 untuk kategori Double Kayak Canoeing.

Tak lama dari kejuaraan mahasiswa itu, Wita pun mencoba untuk mengikuti seleksi untuk masuk Pelatda DKI Jakarta dan ia lolos.

Membawa nama DKI Jakarta, Wita pun mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Indonesia di Makassar 1994 dan berhasil mendapat juara 3 dari kategori Double Kayak Canoeing.

Saat itu, Wita melawan dua daerah, yakni Sulawesi Tengah dan Kalimantan Tengah.

Meraih juara 3, Wita yang saat itu masih terbilang baru dibanding para peserta lainnya mengaku sempat kaget.

“Saya merasa baru kan, yang lainnya semua sudah jadi atlet kita baru, kan. Umur udah 22, 23, junior, kaget juga sih," ungkapnya.

Dari perlombaan tersebut, para peserta yang meraih juara mendapat kesempatan untuk menjadi atlet dayung nasional. 

Wita yang meraih juara 3 pun masuk ke Pelatnas untuk menjadi atlet dayung nasional.

"Saya termasuk pelatnas putri pertama terbanyak, karena 25 orang. Pelatihnya cowok. Anak-anak perempuan 25 gadis-gadis, harus dijaga. Rawannya zaman itu," kenangnya. 

Baca Juga: Atlet Asal Indonesia Sabet Emas Cabor Dayung, Ini Manfaat Olahraga Dayung

Dari Atlet hingga Bekerja di Bank

Masuk di Pelatnas, Wita dan tim nasional dayung dipersiapkan untuk bertanding di ajang olahraga SEA GAMES tahun 1995 di Chiang Mai, Thailand.

Ia juga sempat mengikuti Kejuaran Internasional Dragon Boat di Singapura pada tahun 1 995-1996.

Di tahun 1996, ia kembali mengikuti Kejuaran Internasional Dragon Boat di Hongkong.

Tak lama setelahnya, Wita pun bekarier di bidang lain, tepatnya di Proyek pengembangan Pengelolaan Ketahanan Pangan tahun 1996-1999.

Tak lama setelahnya, Wita bekerja di sebagai Tenaga Outsourcing General Administrator penempatan di Bank Indonesia pada tahun 2000 hingga tahun ini.

Pesan Wita untuk Perempuan yang Ingin Terjun di Olahraga Dayung

Wita mengatakan bahwa kunci kekompakan tim dayung Indonesia di perahu adalah kesamaan tujuan awalnya, yakni perihal bagaimana perahu dapat berjalan lurus.

Saat di atas perahu, para tim pun mengesampingkan berbagai masalah dan fokus pada pertandingan.

“Jadi udah di perahu itu nggak ada yang namanya kita marah-marah, ada (berantem) sama temen di perahu, kita harus jalan sama-sama. Harus dilupakan dulu masalah-masalah."

“Nanti kalau sudah turun dari perahu yaudah kita mencar semua. Tapi kalo udah di perahu tuh kompak. Itu yang selalu pelatih saya ngomong,” tuturnya dengan penuh semangat.

Wita berpesan, bagi perempuan uang ingin menekuni olahraga ini, memiliki semangat untuk olahraga adalah hal yang penting.

“Tipsnya yang penting pertama ada kemauan, kedua nggak takut hitam, udah gitu nggak ngeluh,” tutupnya.

Baca Juga: Indonesia Bawa Pulang 5 Medali, Cabang Olahraga Ini Ternyata Hanya Diwakili Atlet Perempuan

(*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Arintya