Strategi Digital Parenting agar Anak Kritis Konsumsi Konten Digital

Arintha Widya - Senin, 15 Agustus 2022
ilustrasi digital parenting
ilustrasi digital parenting cocorattanakorn

Parapuan.co - Perusahaan teknologi di industri keuangan digital, Kredivo menggandeng Familia.id untuk melakukan edukasi literasi digital bagi para orang tua.

Kedua belah pihak menyelenggarakan acara bertajuk Menjadi Orang Tua Pintar di Era Digital.

Target dari acara ini sebagian besar adalah orang tua muda milenial pada kelompok usia 26-35 tahun.

Acara yang ditujukan bagi orang tua muda di Yogyakarta ini diharapkan mampu mendukung orang tua pintar di era digital.

Dukungan di era digital maksudnya ialah menerapkan strategi pola asuh yang tepat dan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak.

Hadir dalam acara tersebut ada psikolog Dr. Indria Laksmi Gamayanti., MSi.. 

Indira pun mengungkapkan strategi digital parenting yang dapat digunakan orang tua milenial agar anak kritis digital.

Apa saja strateginya? Simak penjelasan lengkap dari Kredivo sesuai press release yang diterima: 

1. Teknologi sesuai Kebutuhan Anak

Baca Juga: Gentle Parenting di Mulai dari Orang Tua, Berikut Manfaatnya!

Setiap anak memiliki kecenderungan minat berbeda terhadap produk teknologi.

Ada yang sangat suka, sekadar suka, atau malah tidak terlalu suka dengan alat teknologi.

Kadar kesukaan tersebut menjadi pijakan untuk menentukan jenis konten apa yang layak kita suguhkan pada anak-anak.

Faktor utama yang mesti diperhatikan adalah usia dan kebutuhan anak. Sebab, perbedaan usia membedakan preferensi dan kebutuhan mereka terhadap akses teknologi.

2. Menyeimbangkan Penggunaan Gawai

Orang tua dapat menyepakati screen time untuk anak dan membekali mereka dengan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi secara bijak.

Sesekali mendampingi anak ketika mereka mengakses internet juga sangat penting dilakukan orang tua.

Melalui momen kebersamaan di atas, orang tua dapat memberikan pemahaman terkait pemanfaatan teknologi sekaligus membangun bonding dengan anak.

Baca Juga: Mengenal Scaffold Parenting, Pola Asuh yang Ajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

3. Perbanyak Aktivitas Interaktif

Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak kerap disebabkan oleh kurangnya aktivitas interaktif.

Pada akhirnya pola komunikasi anak dengan lingkungan sekitar akan terganggu/. 

Orang tua dapat membuat anak-anak lebih aktif dengan berbagai aktivitas interaktif seperti olahraga, permainan fisik dan puzzle untuk mengurangi waktu anak-anak di depan layar.

Orang tua juga sebisa mungkin tidak menggunakan teknologi secara berlebih ketika sedang berinteraksi dengan anak.

4. Menerapkan Pola Asuh Demokratis

Salah satu pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh demokratis atau authoritative.

Pola asuh ini berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari era digital.

Dengan begitu, anak akan menjadi lebih paham akan penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

Wah, Kawan Puan sebagai orang tua era milenial perlu menerapkan strategi digital parenting ini, nih!

Baca Juga: Jangan Salah, Toxic Parenting juga Bisa Ditandai dengan Hal Ini!

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini