Ini Hal yang Bisa Memicu Masalah Kesehatan Mental Menurut Yovania Asyifa Jami

Alessandra Langit - Selasa, 26 Juli 2022
Yovania Asyifa Jami berbagi soal hal-hal yang dapat memicu masalah kesehatan mental.
Yovania Asyifa Jami berbagi soal hal-hal yang dapat memicu masalah kesehatan mental. Instagram/yovania_

Parapuan.co - Masyarakat Indonesia kini perlahan-lahan mulai memberikan perhatian khusus soal isu kesehatan mental.

Isu yang tadinya tabu tersebut, kini disadari penting untuk dipahami karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Hal itu yang mendorong PARAPUAN ingin ikut menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan mental Kawan Puan semua.

Dalam Podcast Cerita Parapuan mendatang yang bertajuk Siapa Bilang ODGJ Enggak Bisa Sembuh?, PARAPUAN akan mengundang Yovania Asyifa Jami.

Kawan Puan mungkin mengenal sosok Yovania lewat akun TikTok @rsjsuvivor yang memberikan edukasi soal kesehatan mental.

Yovania Asyifa Jami sendiri adalah seorang perempuan muda yang didiagnosa dengan masalah kesehatan mental unspecified bipolar disorder.

Menurut keterangan mahasiswi Universitas Indonesia ini, unspecified bipolar disorder adalah kondisi ketika seseorang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan bipolar pada umumnya.

"Bipolar kan ada tipe bipolar I, II, nah ini kriterianya tidak termasuk dua-duanya," jelas perempuan yang akrab disapa Yova ini.

Kondisi kesehatan mental tersebut membuat Yovania harus dirawat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sebagai pasien ODGJ (Orang dalam Gangguan Jiwa) saat duduk di bangku SMA.

Baca Juga: Mimpi Yovania Asyifa Jami Patahkan Stigma Negatif soal Isu Kesehatan Mental

Saat diwawancarai PARAPUAN pada Jumat (8/7/2022) lalu, Yovania Asyifa Jami menceritakan hal-hal yang menjadi pemicu gangguan kesehatan mentalnya.

Tidak Adanya Validasi Emosi

Penyebab utama dari gangguan kesehatan mental Yova adalah kebiasaan memendam perasaan, membuat emosi yang ia rasakan menumpuk.

"Pertama aku dulu orangnya mendam perasaan, semuanya aku pendam. Sebenarnya itu bukan hal yang baik karena mau gimana pun juga emosi harus disalurkan," cerita Yova.

Lebih lanjut, Yovania berbagi soal penting validasi emosi, sebuah langkah untuk memahami dan menerima emosi yang sedang kita rasakan.

"Validasi emosi, kalau kita marah ya kita marah, kalau kita sedih ya kita sedih, kita harus tau kalau itu emosi," jelas Yova.

Perceraian orang tua saat Yova masih sangat muda menjadi awal muda kesehatan mental Yova mulai goyah.

Orang tuanya yang berpisah di saat Yova masih membutuhkan perhatian mereka ternyata sangat berpengaruh kepada emosi Yova yang sulit diluapkan.

Yova saat itu memilih untuk tidak memvalidasi perasaan sedih, marah, dan kecewanya akibat perceraian orang tua.

Baca Juga: Dialami Marshanda dan Rachel Vennya, Kenali Apa Itu Gangguan Bipolar

"Aku mikir 'Ah biasalah ini orang tua bercerai doang', aku merasa aku baik-baik saja. Sebenernya dalam hati aku kecewa banget," cerita Yova.

Selain perceraian, pengalaman menjadi korban perundungan atau bullying juga menjadi pemicu gangguan kesehatan mental Yova.

"Aku pernah di-bully juga. Aku bilang 'Ah bisa lah aku laluin,' padahal dalam hati aku marah, aku kecewa sama teman-teman yang bully aku," cerita Yova.

Bak balon yang terus ditiup, emosi Yova pun meledak dan ia tak sanggup untuk menghadapi semua perasaan yang bersarang di dirinya.

Pikiran Yova mulai gusar hingga berakhir pada overthinking yang menyebabkan insomnia dan halusinasi.

Tidak Menceritakan Masalah

Menurut cerita Yova, ia memilih untuk tidak menceritakan masalahnya kepada siapapun, bahkan orang terdekatnya.

"Aku nggak cerita ke siapa-siapa, benar-benar semuanya aku pendam sendiri. Emosi yang aku rasakan juga nggak aku salurkan, misalnya kayak nangis," cerita Yova.

"Aku nggak nangis, aku tahan, marah juga aku pendam. Orang tua aku baru tau aku di-bully saat aku diundang podcast sama artis-artis," imbuhnya.

Yova mengakui ia cenderung menyepelekan masalah dalam hidupnya, ia menanggap masalahnya cukup enteng dan malu untuk berbagi cerita.

Setelah sembuh dan keluar dari RSJ, alih-alih merasa malu, kini Yova justru berbagi pengalamannya agar kita semua dapat belajar soal pentingnya menjaga mental.

Berkaca dari pengalaman Yova, mendengarkan dan memahami emosi diri sendiri sangatlah penting untuk tetap menjaga mental kita tetap sehat.

Selain itu, menceritakan masalah yang sedang dialami dan didengarkan oleh orang terdekat atau tenaga profesional juga merupakan salah satu langkah merawat kesehatan mental kita.

Baca Juga: Gangguan Depresi atau Bipolar? Ketahui Perbedaan Masalah Kesehatan Mental

(*)

Kenali Tanda-Tanda Kecanduan Stres seperti yang Viral di TikTok