Bisa Dicegah, Ini Fakta-Fakta Epilepsi dan Cara Menghindarinya

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 17 Juni 2022
Fakta-fakta epilepsi
Fakta-fakta epilepsi Tunatura

Parapuan.co Epilepsi adalah penyakit otak kronis yang tidak menular yang memengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.

Hal ini ditandai dengan kejang berulang, yang merupakan episode singkat dari gerakan tak sadar yang mungkin melibatkan sebagian tubuh (sebagian) atau seluruh tubuh (umum) dan kadang-kadang disertai dengan hilangnya kesadaran dan kontrol fungsi usus atau kandung kemih.

Episode kejang adalah akibat dari pelepasan listrik yang berlebihan pada sekelompok sel otak. Bagian otak yang berbeda dapat menjadi tempat pembuangan tersebut.

Kejang dapat bervariasi dari penyimpangan perhatian atau sentakan otot yang singkat hingga kejang yang parah dan berkepanjangan.

Kejang juga dapat bervariasi dalam frekuensi, dari kurang dari satu per tahun hingga beberapa per hari.

Satu kejang tidak menandakan epilepsi (hingga 10% orang di seluruh dunia mengalami satu kali kejang selama hidup mereka). Epilepsi didefinisikan sebagai memiliki dua atau lebih kejang tanpa alasan.

Epilepsi adalah salah satu kondisi tertua yang diakui di dunia, dengan catatan tertulis sejak 4000 SM.

Ketakutan, kesalahpahaman, diskriminasi dan stigma sosial telah melingkupi epilepsi selama berabad-abad.

Stigma ini berlanjut di banyak negara saat ini dan dapat berdampak pada kualitas hidup orang dengan penyakit ini dan keluarganya.

Baca Juga: Bikin Candu, Ini 3 Alasan Harus Berhenti Gunakan Ponsel sebelum Tidur

Fakta-fakta kunci

Mengutip dari laman resmi WHO, berikut fakta-fakta terkait epilepsi.

1. Epilepsi adalah penyakit otak kronis yang tidak menular yang menyerang orang-orang dari segala usia.

2. Sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita epilepsi, menjadikannya salah satu penyakit neurologis paling umum secara global.

3. Hampir 80% penderita epilepsi tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

4. Diperkirakan hingga 70% orang yang hidup dengan epilepsi dapat hidup bebas kejang jika didiagnosis dan diobati dengan benar.

5. Risiko kematian dini pada penderita epilepsi hingga tiga kali lebih tinggi daripada populasi umum.

6. Tiga perempat orang dengan epilepsi yang tinggal di negara berpenghasilan rendah tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

7. Di banyak bagian dunia, penderita epilepsi dan keluarganya menderita stigma dan diskriminasi.

Baca Juga: Apa itu Penyakit Epilepsi? Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya

Tanda dan gejala

Kejang dapat memengaruhi orang dengan cara yang berbeda, tergantung pada bagian otak mana yang terlibat.

Mengutip dari NHS, gejala epilepsi yang mungkin terjadi antara lain:

  • menyentak dan gemetar tak terkendali, disebut "fit"
  • kehilangan kesadaran dan menatap kosong ke luar angkasa
  • menjadi kaku
  • sensasi aneh, seperti perasaan "naik" di perut, bau atau rasa yang tidak biasa, dan perasaan kesemutan di lengan atau kaki
  • collapse

Terkadang penderita mungkin pingsan dan tidak ingat apa yang terjadi.

Penyebab

Epilepsi tidak menular. Meskipun banyak mekanisme penyakit yang mendasari dapat menyebabkan epilepsi, penyebab penyakit ini masih belum diketahui pada sekitar 50% kasus secara global.

Penyebab epilepsi dibagi ke dalam kategori berikut: struktural, genetik, infeksi, metabolisme, kekebalan dan tidak diketahui. Contohnya meliputi:

  • kerusakan otak akibat penyebab prenatal atau perinatal (misalnya
  • kehilangan oksigen atau trauma saat lahir, berat badan lahir rendah);
  • kelainan kongenital atau kondisi genetik dengan malformasi otak terkait;
  • cedera kepala parah;
  • stroke yang membatasi jumlah oksigen ke otak;
  • infeksi otak seperti meningitis, ensefalitis atau neurocysticercosis,
  • sindrom genetik tertentu; dan
  • tumor otak.

Pencegahan

Diperkirakan 25% kasus epilepsi dapat dicegah. Berikut ini cara mencegah terjadinya epilesi.

- Mencegah cedera kepala adalah cara paling efektif untuk mencegah epilepsi pasca trauma.

- Perawatan perinatal yang memadai dapat mengurangi kasus baru epilepsi yang disebabkan oleh cedera lahir.

- Penggunaan obat-obatan dan metode lain untuk menurunkan suhu tubuh anak demam dapat mengurangi kemungkinan kejang demam.

- Pencegahan epilepsi yang terkait dengan stroke difokuskan pada pengurangan faktor risiko kardiovaskular, misalnya langkah-langkah untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas, dan menghindari tembakau dan penggunaan alkohol yang berlebihan.

- Infeksi sistem saraf pusat adalah penyebab umum epilepsi di daerah tropis, di mana banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah terkonsentrasi.

Penghapusan parasit di lingkungan ini dan pendidikan tentang cara menghindari infeksi dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi epilepsi di seluruh dunia, misalnya kasus-kasus karena neurocysticercosis.

Baca Juga: Jadi Gangguan Neurologis yang Umum, Apa Itu Epilepsi? Ini Tandanya

(*)

 

4 Cara Mengatasi Eksim pada Anak, Kondisi Kulit yang Viral di TikTok