Kisah Kepemimpinan Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group yang Berhasil Ekspansi Bisnis Keluarga

Ardela Nabila - Senin, 6 Juni 2022
Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group.
Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group. Dok. Instagram @shintawidjajakamdani

Parapuan.co - Keterampilan kepemimpinan merupakan salah satu hal yang telah ditanamkan oleh keluarga Shinta Widjaja Kamdani sejak dirinya masih kecil.

Obrolan mengenai cara mengelola bisnis dan memimpin perusahaan sudah menjadi pembicaraan sehari-hari di tengah-tengah keluarga yang memiliki bisnis turun-temurun itu.

Adalah Sintesa Group, perusahaan yang awalnya merupakan sebuah bisnis keluarga yang didirikan oleh Oey Kim Tjiang dan dikembangkan oleh ayah Shinta, Johnny Widjaja.

Berdiri sejak tahun 1919, tonggak keberhasilan Sintesa Group sebagai strategic investment company dimulai pada tahun 1999 ketika Shinta Kamdani mengambil alih perusahaan sebagai generasi ketiga.

Di bawah kepemimpinan Shinta sebagai Chief Executive Officer (CEO), Sintesa Group berhasil berekspansi dan merambah ke berbagai bidang usaha dengan empat pilar bisnis melalui 16 anak perusahaan.

Ditanamkan jiwa kepemimpinan sejak kecil

Selain diwarisi bisnis keluarga, orang tua Shinta Kamdani tak lupa untuk turut serta mewarisi jiwa kepemimpinan kepada anak-anaknya.

Dalam acara Podcast Cerita Parapuan, perempuan yang kini dipercaya sebagai Ketua Forum B20 dalam Presidensi G20 itu bahkan menceritakan bagaimana keluarganya telah menanamkan nilai kepedulian sejak ia belia.

“Kalau saya lebih mengikuti cara kepemimpinan melayani. Itu mungkin sangat terkait dengan salah satu value saya, yaitu empathy. Jadi saya juga belajar dari keluarga saya, di mana kita dari kecil sudah terbiasa untuk care dengan komunitas di sekeliling kita,” kenang Shinta.

Baca Juga: Sosok Shinta Kamdani, Perempuan Asia Pertama yang Ditunjuk Jadi Ketua Forum B20

Nilai empati itulah yang kemudian Shinta Kamdani terapkan dalam kepemimpinannya saat ini, di mana ia juga melibatkan bawahannya di berbagai aspek.

Empathy kita tidak hanya di dalam, tapi juga ke luar terhadap komunitas di sekeliling kita. Ini konsep leadership saya, servant leadership, jadi sistem kepemimpinannya agak beda. Saya demokrasinya lebih jalan. Jadi decision making-nya juga enggak hanya di saya,” ujarnya.

Lika-liku Shinta Kamdani dalam mengembangkan bisnis keluarga

Perjalanan Shinta Kamdani hingga akhirnya dipercaya oleh sang ayah untuk menjalankan perusahaan ternyata tidaklah mudah.

Perempuan lulusan Harvard University dan Columbia University of New York itu bahkan menyebut masa-masa tersebut sebagai pengalaman terberat sekaligus titik balik dalam hidupnya.

“Setelah bekerja lebih dari 10 tahun, saya mengatakan ini sudah waktunya saya memiliki visi terhadap perusahaan-perusahaan yang sudah kita kelola, membuat suatu struktur yang lebih terpadu dan terkonsolidasi dan seperti apa ke depannya visi untuk bisnis kami,” cerita Shinta Kamdani.

Untuk mendapatkan keyakinan dari ayahnya bahwa ia mampu mengembangkan Sintesa, Shinta pun harus menunjukkan konsep sampai rencana bisnis ke depannya.

Bahkan hingga saat ini pun, Shinta mengaku masih terus dalam proses meyakinkan ayahnya bahwa ia mampu memimpin Sintesa.

“Saat itu quiet though karena saya harus convince ayah saya bahwa this is the way we should do. Prosesnya panjang. Sharing vision itu, kan, harus take and give, karena beliau pasti juga punya suatu pandangan,” ungkap Shinta.

Baca Juga: 3 Nilai Utama Shinta Kamdani dalam Berbisnis, Salah Satunya Jangan Takut Gagal!

Shinta kemudian menambahkan, “Menurut saya sampai saat ini pun tidak sepenuhnya bisa dia terima. Jadi proses itu tidak akan sepenuhnya selesai, walaupun saya sudah mengambil alih posisi kepemimpinan.”

Dalam kepemimpinannya saat ini, Shinta menanamkan empat nilai utama yang ia sebut sebagai 4E, yakni empowerment (pemberdayaan), entrepreneurship (kewirausahaan), excellent (unggul), dan empathy (empati).

Selain itu, ia percaya pada konsep pembangunan berkelanjutan, di mana perusahaan yang dijalankannya tak hanya mementingkan keuntungan semata, namun juga peduli terhadap semua yang terlibat di dalamnya, termasuk planet.

“Kalau saya melihat kalau visinya adalah untuk menjadi perusahaan yang bisa sustainable, kita enggak bisa hanya melihat dari segi profit. Makanya saya selalu menerapkan 3P itu, profit, people, planet,” kata Shinta.

Cara membagi kepemimpinan yang merata

Selain merupakan CEO Sintesa Group dan Ketua Forum B20, Shinta Widjaja juga dipercaya untuk menduduki sejumlah posisi kepemimpinan lainnya.

Di antaranya adalah Koordinator Regional untuk Asia Pasifik di International Chamber of Commerce serta Koordinator dan Wakil Ketua Umum di Kementerian Dagang dan Industri (KADIN).

Saat ditanya mengenai bagaimana Shinta dapat membagi rata kepemimpinannya, ia mengatakan bahwa disiplin merupakan salah satu hal terpenting.

Baca Juga: Cerita Florencia Eka Hadapi Titik Terendah dalam Perjalanan Karier hingga Temukan Titik Baliknya

Menyebut dirinya sebagai seorang mobilizer, ibu empat anak ini percaya bahwa ia tidak pernah bekerja sendiri dalam mengembangkan suatu organisasi atau perusahaan.

“Jadi memang kita harus lebih disiplin dari segi membagi waktu dan pemikiran, di mana we have to be strict, tapi dari segi mindset-nya itu jelas,” pungkasnya.

“Saya tidak pernah bekerja sendiri. Dan saya juga harus memiliki plan dengan apa yang saya lakukan,” tutup Shinta Kamdani. (*)