"Itu komentar yang enggak sengaja kebaca ya gitu, cuma ya wow, ya sudah ah orang beda-beda ya," lanjutnya.
Hingga kini, Aming mengaku bahwa dirinya masih merasakan dampak buruk dari tindakan kekerasan seksual yang terjadi saat ia duduk di kelas 6 SD.
Dengan berani, Aming menceritakan bahwa pelaku kekerasan seksual yang dulu dialaminya adalah orang dekat yang dianggap sebagai keluarga sendiri.
Lahir di keluarga broken home, pelaku tersebut awalnya menjadi panutan dan gambaran sosok ayah dalam hidupnya.
Bokap gue kan nikah mulu, otomatis gue abandoned, ditiggalkan, terlantar gitu kan," cerita Aming.
"Makanya gue fatherless, father hunger, datang lah orang ini, i thought he was gonna be my role model, enggak tahunya gue malah dimanfaatin," lanjutnya.
Kawan Puan, sosok Aming pernah merasa tidak berharga karena menjadi korban kekerasan seksual.
Setiap ingin melapor ke orang dewasa, ada ketakutan di hati Aming karena pelaku merupakan orang yang cukup manipulatif.
Baca Juga: Arian Seringai Tulis Surat Terbuka untuk Gofar Hilman, Pilih Berpihak pada Korban
