Ada Ruang untuk Bersuara, Ini Cerita Voice of Baceprot Pilih Musik Metal

Ratu Monita - Selasa, 12 April 2022
Voice of Baceprot ceritakan awal mula memilih genre musik metal.
Voice of Baceprot ceritakan awal mula memilih genre musik metal. Anton Ismael / 12WIRED

Parapuan.co - Voice of Baceprot (VoB) adalah grup band beraliran metal asal Garut yang digawangi oleh tiga personel perempuan.

Mereka adalah Firdda Marsya Kurnia (vokal dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Sitti Aisyah (drum).

Lagu-lagu yang dihasilkan oleh VoB memiliki ciri khas beraliran metal dengan liriknya yang menyuarakan isu-isu sosial.

Dalam Podcast Cerita Parapuan Episode 21, ketiga personel perempuan ini menceritakan alasan mereka memilih genre musik yang umumnya digandrungi oleh para laki-laki.

Alasan mereka memilih genre musik metal yakni pada saat pertama kali mendengar musik dari band System of Down dan Linkin Park yang mencuri perhatian mereka.

“Pertama kali dengar lagu System of Down dan Linkin Park itu kedengarannya asyik nih, seru kayaknya kalau kita cover,” ujar Sitti.

Lain halnya menurut sang vokalis, Marsya, yang menyampaikan bahwa pertama kali mendengar lagu-lagu band tersebut ia merasa adrenalinnya memuncak.

“Pertama kali dengar itu berasa adrenalinnya naik, apalagi disetel dengan volume tinggi, teriak-teriak gitu,” ujarnya.

Ditambah, ketiganya tumbuh di lingkungan yang begitu membatasi perilaku seorang perempuan dengan berbagai stigma, menurut Marsya.

 Baca Juga: VOB Ungkap Pernah Dilarang Orang Tua Main Musik Metal, Diminta Ikuti Jejak Lesti Kejora

“Sedangkan kita tumbuh di lingkungan yang untuk ketawa gede aja masih suka dinyinyirin, dan ketika dengar yang teriak-teriak ini, wah lepas banget gitu,” tutur Marsya. 

“Merasa segala halnya dibatasi, jadi ketika ada yang nyinyir ‘kenapa teriak-teriak sih’ kita dapat dengan mudahnya bilang 'ini memang jenis musiknya begini',” lanjutnya.

Dapat dikatakan, musik membuat emosinya dapat terlampiaskan dengan bebas.

Lebih lanjut lagi, Sitti juga mengungkap bahwa genre musik metal ini sebagai keterwakilan dirinya yang menyukai kebebasan.

"Kalau aku memang dari dulu menyukai kebebasan, makanya pas denger lagu metal suka gitu," jelas Sitti.

Sedikit berbeda, Widi sang bassist merasa bahwa pertama kali mendengar lagu tersebut, ia merasa dirinya keren.

“Kalau aku, pertama kali dengar lagu-lagu itu merasa keren gitu musiknya,” ujar Widi.

Karena merasa keren itulah, Widi memilih untuk menekuni genre musik metal.

Baca Juga: Ternyata Ini Kunci Voice of Baceprot Hadapi Persepsi Negatif

“Soalnya pada masa itu, MTs (Madrasah Tsanawiyah) kebanyakan dengerinnya pop atau lagu yang hits pada zaman itu,” jelasnya.

Dengan kata lain, ada keinginan dalam diri untuk bisa tampil beda dibandingkan dengan yang lainnya.

Mulai dari situ, mereka pun mulai mempelajari musik dan genre metal dengan mencoba mengulik berbagai lagu.

Tak hanya itu, mereka juga mengikuti berbagai festival musik di daerahnya.

Hingga pada 2018, VoB mendatangi kesepakatan dengan agensi Amity Asia yang berbasis di Jakarta.

Setelah itu, mereka pun merilis single debut yang berjudul "School Revolution" yang diproduseri Stephan Santoso.

Melalui single debutnya, nama VoB mulai dikenal lebih luas.

Sebagai informasi, grup band metal VoB dikenal dengan lagu-lagu yang berbau kritik sosial.

Arti “Baceprot” pada nama grupnya adalah bawel atau berisik dalam bahasa Sunda.

Ketiga personel ini terbentuk dengan bantuan pengasuh dan mantan guru mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia, saat masih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Februari 2014 di Garut, Jawa Barat.

Baca Juga: Voice of Baceprot Angkat Isu Otoritas Tubuh Perempuan Lewat Single Terbarunya

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania