Mengenal Kista Bartholin, Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan

Ratu Monita - Senin, 4 April 2022
Masalah kesehatan reproduksi perempuan yakni kista bartholin.
Masalah kesehatan reproduksi perempuan yakni kista bartholin. Elena Nechaeva

Parapuan.co - Masalah kesehatan reproduksi perempuan menjadi momok yang menakutkan bagi para kaum hawa. 

Terlebih, kebanyakan penyakit di area kewanitaan ini dapat timbul tanpa adanya gejala

Meski begitu, wajib bagi Kawan Puan menyadari pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dengan mempelajarinya dan menjaga kebersihannya, serta melakukan pengecekan rutin. 

Salah satu masalah kesehatan reproduksi perempuan yang kerap dialami adalah kista. 

Nah, kali ini PARAPUAN akan membahas salah satu jenis kista yakni kista bartholin

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, Senin (4/4/2022), kista bartholin atau kista vulva adalah jenis kista yang terbentuk di kedua sisi labia (bibir vagina) dan di dekat lubang vagina yang dinamai dengan kelenjar bartholin.

Kelenjar bartholin sendiri merupakan dua kelenjar kecil yang menghasilkan cairan (lendir) untuk membantu melumasi vagina.

Sementara itu, masalah kesehatan organ kewanitaan kista bartholin ini dapat terjadi ketika adanya penyumbatan pada bukaan salah satu kelenjar.

Kondisi tersebut menyebabkan lendir menumpuk dan membentuk benjolan.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan : Mitos dan Fakta Kista Ovarium

Biasanya, hal tersebut hanya terjadi pada salah satu dari dua kelenjar bartholin dan pada beberapa kasus kista bartholin berukuran kecil serta tidak menimbulkan rasa sakit.

Namun, jika kista terinfeksi bakteri, maka abses bisa terbentuk dan masalah kesehatan reproduksi perempuan ini akan terasa menyakitkan, bahkan mungkin memerlukan perawatan medis.

Gejala dan penyebab kista bartholin

Bicara mengenai penyebabnya, para ahli kesehatan tidak tahu secara pasti mengapa beberapa perempuan mengalami kista bartholin.

Namun, terdapat beberapa penyebab umum masalah kesehatan organ kewanitaan yang satu ini yakni:

- Cedera, iritasi atau pertumbuhan ekstra kulit di area vulva vagina.

- Klamidia, gonore, atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya.

- Infeksi bakteri seperti Escherichia (E.coli).

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Faktor Risiko Kista Ovarium

Sementara untuk gejalanya, jika kista bartholin berukuran kecil, ia tidak akan menimbulkan gejala selain iritasi ringan.

Namun, jika kista bartholin membentuk abses (infeksi), maka akan timbul sejumlah gejalanya seperti sakit saat berhubungan seks, pembengkakan di daerah tersebut, demam, kemerahan, dan perubahan ukuran (kista semakin besar).

Apakah kista bartholin menular?

Kebanyakan kista bartholin yang tidak terinfeksi tak dapat menyebar selama kontak kulit ke kulit.

Namun, infeksi menular seksual (IMS) bisa menjadi penyebab kista bartholin. 

Sebab, kista bartholin dapat disebabkan oleh E. coli dan infeksi bakteri lain atau infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore dan klamidia.

Adanya bakteri tersebut dapat menyumbat kelenjar bartholin dan menyebabkan kista.

Cara mengatasi gejala kista bartholin

Untuk mengatasi gejala kista bartholin, pengobatan rumahan seperti berendam di air hangat beberapa kali sehari dan minum obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan.

Sejatinya, kista bartholin memiliki peluang untuk bisa sembuh sendiri tanpa perawatan medis.

Hal ini berbeda jika kista menjadi terasa nyeri atau terinfeksi, maka disarankan untuk segera menghubungi dokter.

Nah, itulah ulasan mengenai masalah kesehatan reproduksi perempuan yakni kista bartholin. Sehat selalu Kawan Puan!

Baca Juga: Penyebab Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Vagina Bengkak, Ada Kista

(*)

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?