3 Tips Hidup ala Esensialis, Bilang Tidak pada Hal yang Tak Penting Itu Perlu

Tim Parapuan - Senin, 7 Maret 2022
Tips hidup ala Esensialis
Tips hidup ala Esensialis Pornpimon Rodchua/iStockphoto

Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu masih kesulitan berkata tidak pada sesuatu?

Bagi beberapa orang, mengatakan tidak pada sesuatu itu bukanlah hal yang mudah. Pasalnya ada begitu banyak alasan yang mendorong kita untuk selalu berkata “ya” pada permintaan orang lain.

Dalam ranah pekerjaan, sering kali kita beranggapan bahwa makin banyak kita menunaikan tugas dan tanggung jawab, makin produktif diri kita.

Hal ini juga kita terapkan dalam berelasi dengan orang lain; semakin sering kita mengabulkan permohonan orang lain, nilai kita di mata orang tersebut akan semakin tinggi.

Kita bersikap seolah-olah mampu menjadi pahlawan super yang bersedia datang kapan pun untuk menyelamatkan hari.

Awalnya kita begitu menikmatinya, merasa diri sangat dibutuhkan. Lalu hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian utama kita, yakni kesejahteraan diri sendiri, terabaikan.

Kondisi kesehatan fisik menurun. Stres berat melanda. Waktu terasa bergulir dengan lambat. Rasa-rasanya bangun di pagi hari menjadi momok.

Kinerja kita merosot drastis, pun kualitas hubungan kita dengan orang-orang di sekitar. Kita menjadi bingung menentukan skala prioritas lantaran segalanya dianggap penting untuk diselesaikan.

Kalau begitu, apa yang sebaiknya dilakukan? Dalam kasus seperti ini, kamu perlu mencoba hidup menjadi seorang esensialis.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Honjok, Seni Hidup Sendiri ala Orang Korea Selatan

Esensialis merupakan seseorang yang mengizinkan diri untuk berhenti mencoba mengerjakan semuanya, berhenti menjawab “ya” kepada semua orang, maka ia dapat memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap hal-hal yang sungguh penting.

Terdengar menarik bukan? Jika Kawan Puan ingin mencoba, berikut tips hidup ala Esensialis agar kamu tidak kewalahan menjalani hidup!

1. Lebih sedikit, tetapi lebih baik

Menjadi seorang Esensialis bukanlah tentang bagaimana supaya lebih banyak urusan dapat diselesaikan, melainkan tentang bagaimana hal-hal yang tepat dapat diselesaikan.

Esensialisme juga bukan berarti berbuat lebih sedikit hanya supaya yang dikerjakan lebih sedikit.

Esensialisme bicara tentang investasi sebijak mungkin dalam waktu dan energi agar beroperasi di tingkat kontribusi kita yang paling tinggi dengan mengerjakan hanya hal-hal yang esensial.

2. Pencarian sisiplin atas yang pokok saja

Kawan Puan, menjadi Esensialis berarti mengizinkan diri berhenti sejenak untuk meninjau hal-hal apa saja yang sungguh penting.

Kita perlu mengatakan “tidak” kepada segalanya yang tidak esensial, serta menghilangkan penghalang untuk memudahkan eksekusi.

Baca Juga: Mengenal Kaizen, Langkah Kecil untuk Meraih Mimpi yang Lebih Besar

3. Menjalani hidup yang sungguh penting

Kita perlu memilih dengan cermat hal-hal yang akan kita lakukan agar hasilnya sesuai harapan.

Dengan demikian, alih-alih merasa tidak berdaya, kita justru merasa memiliki kendali dan berhasil menuntaskan perkara-perkara esensial.

Selain itu, kita akan mendapatkan pengalaman memuaskan karena mendapatkan kemajuan signifikan dalam urusan-urusan yang paling penting.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Esensialisme, Kawan Puan dapat menemukannya dalam buku Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja karya Greg McKeown.

Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja
Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja Dok. Gramedia

Melalui ilustrasi grafik dan penuturan yang nyaman untuk dibaca, penulis menghadirkan sebuah metode untuk menjadi lebih efisien, lebih produktif, dan lebih efektif baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia profesional.

Buku ini menunjukkan bagaimana kamu dapat menjalani hidupmu yang sejati, bukan hidup sesuai harapan orang lain.

Simak informasi lengkap Buku Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja ini melalui Gramedia.com ya.

Kawan Puan, yuk belajar berkata tidak untuk sesuatu yang memang tidak ingin dilakukan dan tidak penting bagi hidupmu. Karena kamulah pemegang kendali atas mimpi dan hidupmu! (*)

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Schadenfreude, Senang Melihat Orang Lain Susah

Ditulis oleh: Adella Christabel Faustina Setianingrum Nugroho

Penulis:
Editor: Arintya

Hari Buruh Internasional, Ini Cara Meningkatkan Kesehatan Mental Perempuan Pekerja