Jaga Kesehatan Mental, Ini Bedanya Self-Healing untuk Anak dan Lansia

Citra Narada Putri - Minggu, 13 Februari 2022
Perbedaan self-healing untuk anak-anak dan lansia.
Perbedaan self-healing untuk anak-anak dan lansia. Paperkites/iStockphoto

Self-Healing untuk Anak-Anak

Perlu diingat bahwa tahap perkembangan pada usia anak-anak itu adalah eksplorasi.

"Jadi mereka tuh pengen nyoba a,b,c. Banyak hal secara berbeda, supaya bisa meningkatkan curiosity mereka. Jadi hal pertama yang mungkin bisa kita lakukan sebagai orang dewasa untuk membantu anak self-healing adalah mengajaknya bereksplorasi," jelasnya. 

Indah mencontohkan, apabila hari ini sudah bermain dengan permainan menggunakan lilin, maka besok menggunakan material lain seperti batu, karet dan lain sebagainya yang memanfaatkan hal-hal di sekitar kita.

Dan yang menurut Indah paling penting adalah bahwa anak masih sangat butuh engagement atau keterlibatan dari orang dewasa di sekitarnya.

"Jadi kalau kita membantu anak untuk self-healing, kita juga harus mau terlibat. Jangan cuman sekadar, 'nih Mama beliin kamu buku mewarnai, gih sana mewarnai'. Jangan cuman sekadar gitu, kita sebagai orang dewasa juga harus nemenin," ujarnya mengingatkan lagi.

Di sisi lain, kita sebagai orang tua juga perlu kreatif untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan yang seru sebagai salah satu bentuk self-healing yang penting untuk anak-anak.

Self-Healing untuk Lanjut Usia

Terlepas dari adanya pandemi Covid-19, menurut Indah, orang-orang lansia banyak merasakan 'kehilangan'.

Baca Juga: Mudah dan Murah! Jalan Kaki Bisa Jadi Cara Ampuh untuk Self Healing

Manfaat Canyoneering bagi Kesehatan Mental, Olahraga Ekstrem Viral di TikTok