Parapuan.co - Dunia modelling kerap dikaitkan dengan perempuan bertubuh langsing, yang dianggap paling sempurna dalam 'standar kecantikan'.
Namun, stigma lama tersebut kini berhasil dipatahkan oleh deretan model dengan tubuh yang tak memenuhi 'standar kecantikan semu'.
Dengan tubuh yang berbeda dari model-model pada umumnya, para model di era modern kini percaya diri dengan keindahan versi mereka sendiri.
Bahkan, mereka juga mendulang banyak prestasi dalam industri ini.
Lebih lanjut, deretan pesohor ini menyadari bahwa apapun bentuk tubuhnya, setiap perempuan itu berharga.
Ada siapa saja? Ini dia informasi selengkapnya.
1. Barbie Ferreira
Barbie Ferreira merupakan model plus size asal New York, Amerika Serikat.
Baca Juga: Ada Ragam Size, Ini 5 Brand Fashion Lokal yang Dukung Body Positivity
Melansir My Imperfect Life, Ferreira memulai kariernya saat remaja sebagai model lewat American Apparel.
Tak puas sampai disitu, ia rutin mengikuti setiap tahap seleksi model brand ternama, hingga akhirnya berhasil debut bersama H&M, Forever 21, Adidas hingga Aerie.
Namanya sebagai model plus size mulai dikenal publik kala membintangi serial berjudul How to Behave dan Body Party garapan Teen Vogue.
Sebagai informasi, serial buatan Teen Vogue tersebut membahas tentang pentingnya body positivity, lho.
Di tahun 2016 pemilik nama lengkap Barbara Lihares Ferreira itu berhasil menempatkan namanya sebagai 30 Remaja Paling Berpengaruh versi majalah TIME.
Hingga kini, model plus size tersebut tetap aktif di dunia yang telah membesarkan namanya.
Bahkan, Barbie beberapa kali menjadi pemain film, sebut saja Divorce, Euphoria hingga yang paling baru Nope.
Nope sendiri rencananya akan tayang di tahun 2022 ini.
Baca Juga: Dobrak Standar Kecantikan, Ini 5 Brand Fashion Internasional yang Dukung Body Positivity
2. Ashley Graham
Ashley Graham adalah salah satu model plus size paling dikenal di dunia.
Ia mengawali karier modelingnya saat masih remaja, yakni di usia 14 tahun, seperti mengutip Oprah Daily.
Ibu dua anak ini pun pertama kali muncul sebagai bintang iklan Lane Bryant, pada tahun 2010 silam.
Ashley dikenal sebagai model plus size yang gemar menyuarakan body positivity.
Pasalnya, Ashley membuka sejarah saat menempatkan namanya di halaman Sport Illustrated pada 2015 lalu.
Perempuan berusia 34 tahun ini juga pernah berkolaborasi dengan brand ternama seperti Prabal Gurung, Michael Kors, Love Mag, H&M hingga Christian Siriano.
Berkat sepak terjangnya tersebut, Ashley dipilih menjadi salah satu juri di acara America's Next Top Model.
Baca Juga: 12 Artis dan Influencer Indonesia Suarakan Stop Beauty Shaming dan Body Positivity
3. Jordyn Woods
Jordyn Woods memulai kariernya sejak usia enam tahun, dengan bergabung ke Ford Modelling Agency.
Jordyn mulai dikenal publik karena kerap mengunggah potret tubuh plus size yang dimilikinya.
Ia pun melebarkan sayapnya menjadi brand ambassador Lovesick, yang memang diperuntukkan bagi pemilik tubuh plus size namun chic.
Perempuan berusia 24 tahun tersebut bahkan beberapa kali muncul dalam serial televisi Life of Kylie.
4. Kelly Knox
Kelly Knox adalah model difabel yang lahir tanpa lengan kiri dan sempat hidup dengan tangan palsu.
Baca Juga: #StopBeautyShaming, Masalah Ini Dapat Terjadi Akibat Citra Diri Buruk
Ia memulai debut modelnya sejak tahun 2008, setelah terpilih menjadi pemenang acara BBC Three Reality Britain's Missing Top Model.
Acara tersebut memang diperuntukkan bagi perempuan difabel yang ingin terjun ke dunia modelling.
Knox menerima tawaran fotografer ternama, Rankin, untuk menjadi model sampul di majalah Marie Claire.
Perempuan berusia 37 tahun itu kemudian menandatangi kontrak dengan MiLK Management pada September 2016.
Karier modelnya pun tetap eksis hingga saat ini, ia sudah berjalan di runway beberapa negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Cina hingga Pakistan.
Bahkan di tahun 2021 kemarin, Kelly Knox didapuk menjadi front modelling campaign maternity, untuk brand Asda.
Madeline Stuart merupakan model asal Australia yang cukup dikenal karena mengidap down syndrome.
Baca Juga: Body Neutrality, Gerakan untuk Mengajakmu Menerima Tubuh Apa Adanya
Ia mengawali karier modelling-nya di tahun 2015, ketika melenggang di runway New York Fashion Week.
Setelah debutnya tersebut, namanya makin dikenal publik, dan popularitasnya pun meroket tajam.
Satu tahun berselang, perempuan berusia 25 tahun itu menerima penghargaan Advokasi dari Kulture City atas karyanya untuk Uganda.
Selain itu, ia juga menerima Quency Jones Advocacy Award dari Global Down Syndrome pada tahun 2018.
Lebih lanjut, ia juga kerap tampil di beberapa perhelatan akbar di berbagai negara, seperti Paris, London, Dubai hingga Cina.
Dikutip dari laman Iconiclife, Madeline tak menyangka bahwa ia akan menjadi model down syndrome, rasa bangganya itu berasal dari dukungan orang-orang di sekitarnya.
Nah, itu dia deretan model plus size hingga difabel yang tetap eksis dengan keterbatasannya.
Kalau kamu lebih suka gaya siapa nih, Kawan Puan?
(*)
Baca Juga: Tak Perlu Dipatuhi, Ini 5 Aturan Fashion yang Cenderung Body Shamming
