"Jika seorang perempuan terus-menerus dalam keadaan stres, itu dapat berpengaruh pada siklus menstruasi," kata Nicole Jardim, pakar hormonal dan kesehatan reproduksi perempuan.
Pada akhirnya, kortisol tinggi berpotensi membuat seseorang mengalami masalah ovulasi, seperti tidak berovulasi atau ovulasi tertunda.
Selain itu, ada kemungkinan menstruasi menjadi lebih berat, estrogen yang berlebihan, atau progesteron menurun.
"Jadi semua gejala-gejala ini kembali ke respons stres yang diatur akibat produksi kortisol berlebihan," imbuhnya.
Untuk mendukung pengaturan kortisol yang seimbang, kamu dapat melakukan modifikasi gaya hidup mulai sekarang.
Disarankan untuk berolahraga sebagai pelepas stres, cukup tidur, dan konsumsi makanan bergizi juga dapat membantu.
2. Estrogen
Estrogen atau hormon seks utama bagi perempuan memainkan peran penting dalam memulai masa pubertas.
"Selain berfungsi mengatur reproduksi, estrogen juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung dan tulang," ujar pakar kesuburan, Nataki Douglas, MD.
Baca Juga: Ternyata Ini Peran Hormon Estrogen dalam Sistem Reproduksi Perempuan
