Jadi Tren Fashion, Benarkah Vegan Leather Lebih Ramah Lingkungan?

Dian Fitriani N - Selasa, 1 Februari 2022
Vegan leather diklaim lebih ramah lingkungan.
Vegan leather diklaim lebih ramah lingkungan. ATP Atelier/KRISTY SPAROW


"Menciptakan produk klaim vegan leather bukan tanpa masalah lingkungan, ada alasan tertentu. Dampak lingkungan vegan leather yang dihasilkan jauh lebih rendah ketimbang memproduksi kulit asli," tutur Sandor.

Hal tersebut dibenarkan oleh penelitian The Environmental Profit & Loss, bahwa produksi vegan leather dapat meminimalisir kerusakan alam lebih rendah daripada real leather.

"Dalam pembuatan sebuah produk kulit asli biasanya menggunakan lahan peternakan serta emisi gas yang berasal dari rumah kaca," ujar Sandor.

"Sektor ini memakan persil terbesar di dunia, baik ketika pengelolaan hingga pakan ternak," tambahnya.

Sebagai contoh, peternakan di Brazil merupakan salah satu great driver of deforestation, berpotensi menyebabkan musnahnya keanekaragam hayati hingga perubahan iklim.

Meskipun vegan leather dianggap lebih baik dibandingkan real leather, tetap saja, produk ini memiliki kekurangan yang juga berdampak bagi kerusakan lingkungan.

Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan plastik di dalamnya.

Sebut saja, fashion item yang terbuat dari plastik dapat menimbulkan dampak serius bagi kerusakan alam.

Baca Juga: Harga hingga Tampilannya, Ini 6 Perbedaan Kulit Asli, Bonded, dan Sintetis

Benih plastik ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menguraikan bahan kimia.

"Diperkirakan 13 juta ton serat sintetis dialihkan ke laut setiap tahun," tutur Sandor.

Sementara sustainable designer, Jourdan Norcose, memaparkan bahwa setiap perancang busana harus lebih waspada terhadap beberapa jenis vegan leather yang mengandung plastik.

"Kulit vegan dengan benih plastik membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai, jadi sebenarnya lebih buruk dampaknya bagi bumi," ujar Jourdan.

Solusinya, ketika membeli vegan leather, sebaiknya kamu tanyakan pada penjual mengenai bahan utama produk tersebut.

Pasalnya, selain plastik, Kawan Puan masih bisa menerapkan gaya hidup melalui vegan leather dengan membeli produk klaim natural vegetable.

"Produk kulit yang dikombinasikan dengan tanin sayuran dapat terutai secara alami, dan aman bagi lingkungan," tutur Maj-la Pizzelli, creative director ATP Atelier.

Wah, ternyata vegan leather tidak semuanya ramah lingkungan ya, Kawan Puan.

Maka, Kawan Puan bisa lebih memerhatikan bahan dari vegan leather, apakah dengan kandungan plastik atau tidak.

(*)

Baca Juga: Harga hingga Tampilannya, Ini 6 Perbedaan Kulit Asli, Bonded, dan Sintetis

Sumber: Harpers Bazaar,wwd.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri