Ahli Inggris Sebut Deltacron Bukan Varian Baru Covid-19 Melainkan Kesalahan Lab

Linda Fitria - Selasa, 11 Januari 2022
Gambar ilustrasi virus Covid-19
Gambar ilustrasi virus Covid-19 NiseriN

Parapuan.co - Baru-baru ini, muncul dugaan adanya varian baru Covid-19 berjuluk Deltacron di laboratorium Siprus.

Temuan Deltacron ini merujuk pada varian baru gabungan dari varian Delta dan juga Omicron.

Ramainya berita ini membuat pakar Inggris mengkaji lebih detail tentang temuan yang ada di laboratorium Siprus.

Hasilnya, Senin (10/1/2022), ahli Inggris menyebut Deltacron bukan varian baru melainkan kontaminasi laboratorium.

Melansir Kompas.com, meski ada kemungkinan penggabungan virus corona secara genetik, namun hal itu jarang terjadi.

Sehingga ilmuan menyebut Deltacron ini sebagai sesuatu yang tidak mungkin.

"Urutan 'Deltacron' Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi," ujar Tom Peacock, ahli virologi dengan departemen penyakit menular di Imperial College London, dalam twitnya akhir pekan lalu.

Tak hanya itu, Jeffrey Barrett yang menjabat sebagai kepala Inisiatif Genomik Covid-19 di Institut Wellcome Sanger Inggris juga menyebut dugaan mutasi ini terjadi pada genom yang rentan pada kesalahan prosedural.

"Ini hampir pasti bukan rekombinan biologis dari garis keturunan Delta dan Omicron," katanya pada Senin dikutip dari AFP.

Baca Juga: BPOM Beri Izin Darurat 5 Vaksin Covid-19 Jadi Booster, Berikut Daftarnya

Banyaknya simpang siur soal berita Covid-19 ini membuat para ilmuan ingin meluruskan berbagai hal.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu saat muncul dugaan virus Florona atau gabungan dari Flu dan Corona.

Istilah Florona tiba-tiba saja muncul dan membuat masyarakat makin khawatir.

Hingga akhirnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) membantah adanya varian baru berjuluk Florona tersebut,

Sebab, meski pasien yang tengah menderita influenza bisa juga terinfeksi Corona, namun dua virus itu tidak bisa bergabung.

"Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, florona atau flurone. Tolong,"

"Kata-kata tersebut menyiratkan kombinasi virus/varian dan itu tidak terjadi," tulis Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi penyakit menular di WHO, melalui Twitter.

Baca Juga: Kasus Omicron di Jakarta Hampir 2000, Terbanyak Pelaku Perjalanan Luar Negeri

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria