Digaji Rp200 Ribu dan Harus Jalan Kaki ke Sekolah, Ini Kisah Beth Lun Guru Honorer di Nunukan

Firdhayanti - Kamis, 25 November 2021
Proses belajar mengajar di Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang dilakoni Beth Lun.
Proses belajar mengajar di Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang dilakoni Beth Lun. Tribunnews

Tidak mengajar selama dua hari karena kecewa

Saat Beth Lun dinyatakan tak lulus PPPK, ia sempat mengalami rasa kecewa. 

Memulihkan rasa kecewa, Beth Lun sempat tak mengajar selama dua hari. 

Setelah itu, ia memilih untuk bangkit dan mengajar kembali, terlebih guru yang ada di daerahnya terbatas. 

Baca Juga: Ini 5 Teknik Mengajar Jadi Pendidik Hebat dari Sosok Guru Berprestasi

"Memang sempat kecewa waktu pulang dari tes. Saya sempat tidak turun mengajar dua hari," kata Beth Lun melansir dari TribunKaltim.com, Kamis (25/11/2021).

"Tapi karena memikirkan anak-anak sekolah, jadi setelah itu saya turun. Kasian juga anak-anak, karena guru di sini terbatas," katanya.

Di tempat Beth Lun mengajar, guru yang berstatus PNS hanya tiga orang termasuk kepala sekolah.

Sementara itu, guru honorer sendiri berjumlah lima orang.

"Siswa di sini hanya 20-an lebih. Sudah seminggu ini belajar tatap muka mulai normal kembali. Saya mengajar hanya empat siswa saja," katanya.

"Tadi siswa yang hadir hanya dua orang. Kalau di sini hujan, banyak guru yang tidak masuk ngajar, karena banjir," ucapnya.

Ibu empat anak itu mengaku, selama satu tahun ini, ia baru mendapat gaji dua kali, sebesar Rp200 ribu.

"Gaji kami kan dari dana BOS yang mana tergantung jumlah siswa. Siswa di sini kurang. Baru tiga bulan lalu saya terima gaji yang kedua," ujarnya.

Dengan gaji sebesar itu, Beth Lun mengaku tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup di perbatasan yang notabene semua serba mahal.

Sumber: Tribun Kaltara
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania