Kenali 3 Jenis Trauma Psikologis yang Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Ericha Fernanda - Selasa, 16 November 2021
Jenis trauma psikologis
Jenis trauma psikologis bunditinay/iStockphoto

Parapuan.co - Kawan Puan, trauma bisa digambarkan sebagai luka masa lalu yang teringat hingga kini.

Bahkan saat kamu melihat peristiwa yang berkaitan dengan luka masa lalu itu, kamu akan merasa takut, benci, bahkan depresi.

Istilah trauma berarti respons emosional terhadap peristiwa yang sangat menyusahkan atau mengganggu.

Peristiwanya beragam pada setiap orang, misalnya pelecehan seksual, kehilangan orang terdekat, kecelakaan, pengasuhan orang tua, atau bencana alam.

Dikutip dari Medicine Net, orang dengan trauma merespons dengan cara seperti syok, sedih, panik, hingga menolak.

Selain respons langsung jangka pendek, trauma juga bisa menimbulkan reaksi jangka panjang dalam bentuk labilitas emosional, kilas balik, impulsif, dan konflik.

Trauma juga dapat menimbulkan gejala fisik termasuk lesu, sakit kepala, dan mual.

Trauma jangka panjang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental yang disebut gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD).

Baca Juga: Mengenal PTSD, Trauma yang Dialami Korban Pelecehan Seksual di KPI

Jenis-Jenis Trauma

Secara umum, terdapat tiga jenis trauma antara lain:

1. Trauma Akut

Trauma akut disebabkan karena peristiwa menyedihkan seperti kecelakaan, pemerkosaan, kehilangan orang terdekat, atau bencana alam.

Peristiwa tersebut tersimpan dalam benak orang tersebut sebagai fenomena ekstrem yang mengancam emosional atau fisik mereka.

Trauma akut biasanya muncul dalam bentuk, seperti:

  • Kecemasan atau kepanikan yang berlebihan
  • Kebingungan
  • Insomnia dan tidak bisa tidur nyenyak
  • Merasa terisolasi dari dunia sekitar
  • Tidak percaya diri
  • Kesulitan fokus pada pekerjaan
  • Perilaku agresif

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini 5 Bentuk Self Care untuk Mengatasi Trauma Kekerasan

2. Trauma Kronis

Tingkat selanjutnya adalah trauma kronis, di mana seseorang terkena beberapa peristiwa traumatik atau dalam periode yang lebih lama.

Trauma kronis dapat terjadi akibat penyakit serius jangka panjang, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, bullying, dan paparan situasi ekstrem, seperti perang.

Gelaja trauma kronis bahkan bisa muncul setelah bertahun-tahun pascakejadian, yang bermanifestasi pada ledakan emosi, labil, kecemasan, marah, nyeri tubuh, hingga sakit kepala.

Selain itu, orang dengan trauma kronis juga dapat mengembangkan masalah kepercayaan karena dikhianati oleh orang tertentu.

4. Trauma Kompleks

Trauma kompleks merupakan hasil dari paparan banyak peristiwa dan pengalaman traumatis, terutama dalam konteks hubungan interpesonal (antarorang).

Trauma kompleks membuat penderitanya merasa terjebak hingga berpengaruh buruk bagi kesehatan mentalnya.

Jenis trauma ini adalah hasil dari penderitaan jangka panjang seperti menjadi korban pelecehan masa kanak-kanak, penelantaran, kekerasan dalam rumah tangga, dan kerusuhan sipil.

Ini memengaruhi kesehatan, hubungan, dan kinerja seseorang secara keseluruhan dalam hidup mereka.

Kawan Puan, jika kamu merasa memiliki trauma yang sulit untuk pulih yang berasal dari pengalaman menyedihkan, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional segera.

Pasalnya tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater akan membantumu untuk mengelola trauma tersebut dengan welas asih, di mana kamu bisa mengembangkan kehidupan yang lebih baik lagi. (*)

Baca Juga: Memahami Inner Child, Luka Batin Masa Kecil yang Abadi hingga Dewasa

Sumber: Medicine Net
Penulis:
Editor: Arintya

Momen Lebaran, Mengapa Seseorang Cenderung Sulit Memaafkan Diri Sendiri?