Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Bahaya Pemakaian Tisu untuk Mengeringkan Miss V

Ratu Monita - Selasa, 16 November 2021
Pemakaian tisu yang berdampak pada kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Pemakaian tisu yang berdampak pada kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. Pikusisi-Studio

Parapuan.co - Dalam upaya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, sering kali sebagian orang membersihkan daerah kewanitaannya menggunakan tisu.

Kebiasaan pemakaian tisu untuk mengeringkan miss V biasanya digunakan setelah buang air kecil.

Tidak mengherankan kalau hampir di setiap toilet menyediakan tisu kering sehingga mengelap miss V menggunakan tisu dianggap lazim. 

Padahal, pemakaian tisu setelah buang air kecil dapat mengganggu kesehatan seksual dan reproduksi perempuan lho, Kawan Puan. 

Melansir dari laman Tribunnews, penggunaan tisu usai buang air kecil tidak disarankan oleh para ahli, apalagi jika tisu yang digunakan memiliki bahan yang rapuh dan mudah robek.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Ini Tanda Sulit Hamil

Hal serupa dijelaskan oleh Dokter obstetri dan ginekologi Siloam Hospital Semanggi dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes.

“Paling benar itu habis Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) wanita cebok dengan air bersih. Sebisa mungkin dari depan ke belakang karena yang kotor itu anus,” kata dr Ardiansjah.

Lebih lanjut lagi, dr. Ardiansjah menyarankan untuk mengeringkan miss V menggunakan handuk kering, bukan dengan tisu.

Sebab jika tisu toilet yang digunakan memiliki bahan rapuh, maka ada kemungkinan tisu tersebut hancur dan pecah saat digunakan.

“Kalau pecah, pecahannya itu bisa bercampur dengan keputihan dan nanti reaksinya tidak baik,” katanya. 

Oleh karena itu, pemakaian tisu toilet khususnya yang berbahan tipis tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan risiko kesehatan organ kewanitaan.

Pemakaian handuk kering lebih disarankan karena bahan handuk memiliki daya serap yang lebih baik serta tidak meninggalkan partikel berbahaya. 

Sebisa mungkin, Kawan Puan membawa persediaan handuk kecil bila bepergian guna menjaga kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

"Meski merepotkan tapi itu baik untuk kesehatan organ kewanitaan."

Tak hanya itu, dr. Ardiansjah juga menyarankan untuk menggunakan pakaian dalam dengan bahan katun supaya ada udara.

“Celana dalam juga kalau keringat harus sering diganti. Paling tidak dua hingga tiga kali ganti siang hingga malam,” ujarnya.

Bagi yang menggunakan panty liner, sebaiknya diganti jika sudah dirasa lembap. Untuk seberapa sering penggantiannya, hal ini tergantung masing-masing penggunaannya.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Tips Hamil Pengidap PCOS

 

Selain pemakaian tisu setelah buang air kecil, kebiasaan menggunakan cairan pembersih miss V untuk membersihkan organ kewanitaan juga sebaiknya dihindari.

Perlu Kawan Puan ketahui bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan apakah cairan pembersih vagina tersebut higienis dan steril.

“Yang cukup mengherankan, masih banyak yang iklan cairan pembersih miss V yang mengaku higienis dan steril,“ ujarnya.

Padahal, kandungan bahan kimia yang terdapat pada produk cairan pembersih miss V tidak semuanya dicantumkan pada label produk. Terdapat sejumlah zar seperti pewarna dan pewangi yang tidak baik bagi kesehatan organ kewanitaan.

Zat kimiawi yang umumnya dicantumkan pada label produk cairan pembersih miss V adalah povidone iodine. Agar masalah kesehatan reproduksi tidak muncul di kemudian hari, dr. Ardiansjah menganjurkan untuk tidak menggunakan cairan pembersih miss V.

Terlebih, pemakaian cairan pembersih miss V dapat berisiko mengganggu keseimbangan asam-basa antara cairan pembersih dan miss V yang memang berbeda.

Pasalnya, tingkat keasaman miss V dengan kadar pH 3, sedangkan cairan pembersih itu bukan asam, melainkan basa yang memiliki pH sampai 7.

Dengan kadar pH yang jauh berbeda ini, tentu saja membuat cairan pembersih tidak mampu membersihkan bakteri dengan baik.

Justru, pemakaian cairan pembersih miss V dapat menghilangkan sel baik yang ada di dalam organ kewanitaan.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan : Seberapa Aman Menstrual Cup?

Oleh karena itu, dr. Ardiansjah menyarankan untuk membersihkan miss V cukup dengan air bersih.

“Cukup bersihkan dengan air bersih saat mandi atau sehabis buang air,“ ujarnya.

Selain menggunakan air, untuk pembersih organ kewanitaan yang paling aman adalah pembersih alami dari daun sirih.

Rebusan air daun sirih dinilai ampuh untuk membunuh bakteri dan kuman yang ada di organ kewanitaan.

“Rebusan daun sirih adalah antibiotik alami yang paling dianjurkan saat ini,“ tutupnya.

Jadi, untuk menjaga kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, hindari pemakaian tisu setelah buang air kecil ya, Kawan Puan!

(*)

Dialami Betharia Sonata, Ini Gejala Stroke pada Perempuan yang Harus Diwaspadai