3 Cara Memeriksa dan Mendekteksi Rabun Dekat pada Anak, Apa Gejalanya?

Aghnia Hilya Nizarisda - Selasa, 9 November 2021
Rabun dekat pada anak juga bisa terjadi dan tak boleh disepelekan gejalanya.
Rabun dekat pada anak juga bisa terjadi dan tak boleh disepelekan gejalanya. FatCamera

Menggosok mata dan menyipitkan mata adalah gejala umum esotropia akomodatif pada anak kecil, dan anak yang lebih besar mungkin juga mengeluh sakit kepala.

AAO menerbitkan bahwa waktu awal anak-anak mengalami esotropia akomodatif rata-rata sekitar usia 2,5 tahun, meskipun dapat berkembang sedini 6 bulan dan hingga 7 tahun.

Esotropia akomodatif dapat menjadi indikator hyperopia pada anak.

Selain itu, gejala lain dari rabun dekat pada anak ialah sakit kepala, penglihatan kabur saat fokus pada sesuatu dari dekat, ketegangan mata, kelelahan, dan kesulitan membaca.

Jika buah hati kamu sudah merasakan salah satu atau beberapa gejalanya serta diketahui adanya faktor keturunan, maka kamu perlu memeriksakannya.

Baca Juga: Hipermetropi atau Rabun Dekat, Ini Cara Mengatasi Kondisi Mata Plus

 

Skrining dan pengujian rabun dekat

Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dokter mata untuk mendeteksi rabun dekat pada anak. Apa saja?

1. Tes Ketajaman Penglihatan

Pemeriksaan mata ini dapat membantu menilai kejernihan atau ketajaman penglihatan anakmu.

Spesialis mata akan meminta anak Kawan Puan untuk membaca dari bagan dengan deretan simbol atau bentuk, seperti huruf.

Simbol akan berjarak sekitar 10 kaki dan akan terus semakin kecil baris demi baris. Pertama anak akan membaca dengan kedua mata terbuka, kemudian dengan satu mata tertutup.

Namun, kamu perlu tahu bahwa anak-anak di bawah 3 tahun bukanlah kandidat yang ideal untuk tes ini karena mereka umumnya tidak kooperatif.

Sumber: Nvision
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

Sering Jadi Pertanyaan, Apa yang Harus Dilakukan setelah Donor Darah?