Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tanda Masuk Masa Ovulasi

Ratu Monita - Selasa, 19 Oktober 2021
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, inilah tanda memasuki masa ovulasi.
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, inilah tanda memasuki masa ovulasi. Nataliya Vaitkevich

Parapuan.co - Memahami kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan merupakan hal yang penting, salah satunya mengetahui masa ovulasi.

Bagi Kawan Puan yang sedang menjalankan program kehamilan tentu penting mengetahui masa ovulasi.

Dengan mengetahui masa ovulasi, maka pasangan akan bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual agar dapat segera hamil.

Melansir dari laman Baby Center, berikut ulasan lengkap mengenai kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, khususnya ovulasi dan cara perhitungannya dengan kalender.

Apa itu ovulasi?

Ovulasi adalah kondisi di mana perempuan melepaskan sel telur dari salah satu indung telurnya.

Mulai dari lima hari sebelum ovulasi hingga hari berovulasi merupakan fase yang disering disebut dengan masa subur.

Namun, di antara rentang hari tersebut, peluang hamil paling tinggi berada pada tiga hari terakhir dari jendela enam hari ini.

Umumnya, perempuan akan berovulasi di tengah siklus menstruasinya.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan Diet Ini

Jika Kawan Puan memiliki siklus rata-rata 28 hari, maka kemungkinan akan berovulasi sekitar hari ke-14.

Namun, panjang siklus normal ini dapat bervariasi mulai dari 21 hingga 35 hari.

Sebagian orang akan berovulasi pada hari yang sama setiap siklus, sementara sebagian lain waktunya sulit untuk ditentukan.

Dengan mempelajari perihal kesehatan organ kewanitaan, khususnya cara mengidentifikasi dan melacak gejala ovulasi dapat membantu kamu merencanakan kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seks agar segera hamil.

Gejala ovulasi

Hampir setiap perempuan memiliki tiga gejala kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, dalam hal ini masa ovulasi yakni:

- Perubahan suhu tubuh basal (BBT)

BBT adalah suhu tubuh terendah dalam periode 24 jam. Pada hari setelah berovulasi, BBT akan naik beberapa derajat celsius dan akan tetap tinggi hingga periode berikutnya.

- Perubahan lendir serviks

Lendir serviks adalah keputihan yang terkadang ditemukan di pakaian dalam. Selama beberapa hari sebelum berovulasi dan setelah ovulasi, kemungkinan akan terjadi peningkatan lendir serviks dan perubahan teksturnya.

- Perubahan pada serviks.

Selama ovulasi, serviks akan lebih lembut, lebih tinggi, lebih basah, dan lebih terbuka.

Selain yang sudah disebutkan, terdapat gejala lainnya yang dialami oleh sebagian perempuan, yakni:

  • Payudara terasa lebih lembut
  • Kram ringan hingga rasa sakit di perut, sakit punggung di salah satu sisi
  • Sedikit flek, keluarnya cairan dari vagina yang mungkin terjadi saat sel telur dilepaskan
  • Indera penciuman yang lebih peka
  • Peningkatan gairah seks 
  • Perubahan nafsu makan dan suasana hati

Bagaimana cara menghitung ovulasi?

Tidak ada metode yang dapat secara akurat memprediksi kapan seseorang akan berovulasi.

Tetapi berikut cara termudah yang bisa membantu Kawan Puan memperkirakan kapan kemungkinan besar ovulasi terjadi.

Sehingga Kawan Puan dapat mencoba mengatur waktu untuk berhubungan seks atau melakukan inseminasi intrauterin (IUI) untuk meningkatkan peluang hamil.

Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan yang Sulit Dideteksi

Metode kalender

Jika kondisi kesehatan organ kewanitaan, dalam hal ini siklus menstruasi teratur, maka kamu dapat mencoba memprediksi masa ovulasi dengan metode kalender.

- Temukan hari ovulasi: untuk melakukan ini, hitung mundur 14 hari sebelum mentruasi di bulan selanjutnya.

- Hitung masa subur: perhitungan ini termasuk hari terjadinya ovulasi dan lima hari sebelumnya. Jadi, misalnya, hari pertama adalah hari pertama menstruasi dan hari ke 28 adalah hari sebelum terjadinya menstruasi berikutnya, maka masa subur terjadi pada hari ke 9 sampai 14.

- Maksimalkan di tiga hari terakhir: peluang hamil akan meningkat pada 3 hari terakhir masa subur karena sel telur bertahan di tuba falopi selama 24 jam setelah ovulasi. Sementara sperma dapat bertahan dalam tubuh perempuan hingga lima hari, sehingga kemungkinan membuahi sel telur terjadi pada waktu tiga hari setelah berhubungan seks.

 

Metode tersebut adalah cara termudah untuk memperkirakan masa subur, namun sayangnya tidak terlalu akurat.

Hal tersebut karena ovulasi jarang terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi.

Dalam satu penelitian besar terhadap perempuan dengan siklus 28 hari, hari ovulasi bervariasi dari tujuh hingga 19 hari sebelum menstruasi.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan Cegah Infeksi HPV

Jadi ada kemungkinan kamu melewatkan masa subur dengan menggunakan metode ini.

Namun di sisi lain, metode ini terbilang mudah, gratis, dan patut dicoba, terutama jika kamu tidak terburu-buru untuk hamil.

Itu tadi bahasan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan khususnya perihal masa ovulasi, semoga bermanfaat. (*)

Sumber: baby center
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Dialami Komedian Parto Patrio, Ini Gejala Batu Ginjal yang Tak Boleh Disepelekan