Tips Atur Uang Pasca Pandemi dari Pakar agar Hidup Mapan dan Aman

Tentry Yudvi Dian Utami - Minggu, 3 Oktober 2021
Tips atur keuangan pasca pandemi agar hidup tentram
Tips atur keuangan pasca pandemi agar hidup tentram baona

Parapuan.co  - Mengatur keuangan pasca pandemi memang perlu kita perhitungkan sejak sekarang.

 

Sebab, kita perlu mempertimbangkan banyak risiko di masa depan, terlebi bila perekonomian Indonesia juga belum membaik.

Mengatur keuangan pasca pandemi ini bisa membuat kamu dan keluarga juga tenang.

Dalam webinar Allianz Indoenesia bertema Kapan Pandemi Berakhir dan Bagaimana Mempersiapkan Keuangan, perencana keuangan dan CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni, ST., MBA., CFP®, QWP®, berbagi tips mengenai persiapan keuangan.

Baca Juga: 3 Tips Memulai Investasi untuk Perempuan, Salah Satunya Memilih Kripto

Tips mengatur keuangan ini untuk membuat cash flow tidak berantakan.

Melvin menyarankan kamu untuk mulai mencatat pengeluaran dan pemasukan.

Catatan keuangan ini membantumu menyadari apakah kondisi keuanganmu sehat atau tidak. Dari sini, kamu bisa merencanakan keuangan di masa depan.

“Membuat persiapan keuangan harus dilengkapi dengan fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dahulu.

Pengaturan cash flow yang seimbang dan memahami kebutuhan dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan," ujarnya.

Setelah melakukan pencatatan keuangan, kamu perlu memperhatikan uang darurat dan asuransi untuk langkah selanjutnya.

"Dana darurat dan asuransi adalah dua hal penting selanjutnya yang juga harus dipersiapkan, karena kita harus siap menghadapi berbagai risiko kehidupan yang salah satu contohnya adalah masa pandemi seperti sekarang ini.

Setelah menganalisa keuangan ini, maka kita harus fokus dalam mencapai tujuan sesuai rencana," lanjutnya.

Nah, dana darurat yang dibutuhkan setiap orang juga berbeda sesuai dengan pendapatan. 

Baca Juga: 3 Tips Memulai Investasi untuk Perempuan, Salah Satunya Memilih Kripto

Misalnya, Kawan Puan belum menikah membutuhkan tiga kali pengeluaran.

Lain hal kalau sudah menikah, membutuhkan enam kali pengeluaran, dan kalau sudah menikah dan memiliki anak, membutuhkan dua belas kali pengeluaran.

Setelah itu, hutang konsumtif sebaiknya dilunasi, memiliki asuransi jiwa dan kesehatan yang mencakup perlindungan terhadap penyakit kritis menjadi hal yang cukup krusial untuk melengkapi tingkatan yang disebut Keamanan Keuangan.

Oleh sebab itu, Melvin menyarankan dalam beradaptasi dengan kondisi pasca pandemi, sebaiknya seseorang tidak hanya mengandalkan satu pendapatan saja. 

Usahakan untuk mencari peluang baru lainnya.

Sementara itu, Allianz Indonesia menggelar Webinar Series ini sebagai salah satu bagian dari rangkaian kegiatan program Cintai Keluarga & Cintai Bumi yang berlangsung selama bulan September dan Oktober, sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah yang telah mempercayakan Allianz Indonesia sebagai perusahaan asuransi yang dapat memenuhi kebutuhan perlindungan asuransi.

“Program Cintai Keluarga & Cintai Bumi mengajak nasabah memberikan rasa cinta terhadap keluarga melalui perlindungan asuransi. Nasabah juga dapat memaksimalkan layanan digital yang dimiliki Allianz Indonesia sehingga bisa turut serta dalam upaya melestarikan bumi.

Salah satu bentuk upaya tersebut diwujudkan Allianz Indonesia dengan memberi sumbangan satu pohon untuk setiap buku polis elektronik yang diterbitkan, guna mendukung proses paperless,” kata Bianto Surodjo, Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia.

Dalam webinar tersebut, juga ada Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc, DIC, PhD, seorang ahli epidemiologi dan informatika penyakit menular yang menjabat sebagai Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19.

Baca Juga: Makin Banyak Penipuan, Ini Tips Belanja Online Aman dari Pakar

Sampai saat ini, penyebaran dan penularan virus Covid-19 di Indonesia masih berlangsung. Berdasarkan data, Indonesia telah mengalami penurunan kasus yang sangat signifikan pada dua bulan terakhir, namun tetap harus mewaspadai adanya potensi kenaikan kasus saat mobilitas penduduk semakin tinggi.

“Dalam mengatasi tantangan pandemi ini, dibutuhkan koordinasi dari berbagai pihak, termasuk seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan protokol kesehatan. Ketahanan kesehatan masyarakat ini dapat ditingkatkan ketika semua pihak menerapkan disiplin dalam perubahan perilaku.

Pendistribusian vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dosis penuh juga akan mendukung tercapainya herd immunity. Kedisiplinan ini harus dimulai dari diri kita sendiri, dan tentunya harapan kita semua agar pandemi ini dapat berakhir,” ujar Dewi.(*)