Perempuan Karier: Ini 6 Teknik Relaksasi untuk Bantu Redakan Stres

Ratu Monita - Kamis, 23 September 2021
Tips perempuan karier meredakan stres
Tips perempuan karier meredakan stres staticnak1983

1. Fokus bernapas 

Teknik paling sederhana dalam relaksasi adalah fokus untuk bernapas.

Meski disebut paling sederhana, namun saat kamu bernapas dengan mengambil napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan dapat memberikan efek yang nyata. 

Saat kamu bernapas dengan lembut, secara tidak langsung telah melepaskan pikiran-pikiran yang selama ini mengganggu. 

Lebih dari itu, dengan fokus bernapas dapat membantu bagi kamu yang memliki gangguan makan untuk fokus pada tubuh dengan cara yang lebih positif. 

Namun sayangnya, teknik ini mungkin tidak cocok bagi perempuan karier yang memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit pernapasan atau gagal jantung.

Baca Juga: Perempuan Karier Lakukan 4 Hal Mudah Ini di Rumah Agar Rileks

2. Body scan

Teknik ini memadukan fokus bernapas dengan relaksasi otot progresif. 

Cara melakukannya yakni setelah beberapa menit menarik napas dalam-dalam, fokuskan pada salah satu bagian tubuh atau sekelompok otot sekaligus.

Setelah itu, lepaskan ketegangan fisik yang dirasakan secara mental.

Ya, teknik ini dapat membantu meningkatkan kesadaran kamu tentang hubungan antara pikiran dan kondisi fisik tubuh. 

3. Membayangkan visual yang menenangkan 

Dalam melakukan teknik ini hal yang kamu lakukan cukup membayangkan kejadian, tempat, atau pengalaman yang menenangkan pikiran, sehingga membuat kamu kembali rileks dan fokus. 

Jika kamu lupa perihal sesuatu yang mampu menenangkan pikiran, maka kamu bisa mengunduh aplikasi atau rekaman dari adegan yang menenangkan.

Pastikan memilih visual yang memang mampu membuat kamu merasa lebih tenang.

Karena, dengan menenangkan pikiran dapat membantu memperkuat visi positif dalam diri.

Kendati begitu, mungkin teknik ini akan sulit dilakukan bagi perempuan bekerja yang memiliki pikiran yang mengganggu atau kesulitan dalam membayangkan sesuatu hal secara mental.

 

Sumber: Harvard Health Publishing
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami