Seksisme Industri Musik Global dan Cara Label Rekaman Perlakukan Musisi Perempuan

Alessandra Langit - Kamis, 26 Agustus 2021
Kasus seksisme kepada musisi perempuan di industri musik besar
Kasus seksisme kepada musisi perempuan di industri musik besar Olia Danilevich/Pexels

"Tak satupun dari laki-laki ini memiliki andil dalam penulisan laguku. Mereka tidak melakukan apa pun untuk menciptakan hubungan yang saya miliki dengan penggemar saya," ungkap Taylor Swift, menyoroti seksisme yang ia alami.

Sebuah penelitian yang tertulis dalam jurnal Gender Differences in the Global Music Industry menemukan bahwa musisi laki-laki merilis lebih banyak lagu daripada perempuan.

Mereka juga lebih memiliki peluang kontrak dengan label rekaman yang lebih besar dan bekerja sama dengan lebih banyak kolaborator untuk memproduksi musik.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa industri yang masih memiliki kategori musik berdasarkan gender mendorong label rekaman memprioritaskan laki-laki yang dinilai memiliki daya tarik lebih besar.

Baca Juga: Catat! Ini Bentuk Seksisme di Tempat Kerja dan Cara Menghadapinya

Selain masalah kontrak kerja, label rekaman juga seringkali berusaha mengubah penampilan musisi perempuannya agar lebih menarik di hadapan publik.

Maksud dari berpenampilan menarik adalah mengikuti standar kecantikan keliru yang berlaku di masyarakat, mendorong perempuan selalu merasa tidak percaya diri dengan penampilannya.

Pada tahun 2019, Lady Gaga menerima komentar seksis terkait tubuhnya saat sedang melakukan pemotretan.

Melansir dari Marie Claire, pejabat eksekutif dari label rekaman sekaligus sutradara yang semuanya laki-laki berkerumun di sekitar laptop, melihat rekaman Lady Gaga.

Mereka mendiskusikan ketidaksenangan mereka dengan suara yang keras dan nada bicara yang menghina.

Lady Gaga hanya bisa sendiri duduk sendirian dan menangis di sisi lain ruangan, masih mengenakan kostum dan riasan wajah.

Sumber: Marie Claire,Gender Differences in the Global Music Industry
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara