Diragukan, Pembalap Alinka Hardianti: Aku Harus Nunjukin Perempuan Bisa Balap!

Aghnia Hilya Nizarisda - Rabu, 1 September 2021
Salah satu bukti perempuan meraih mimpi ialah pembalap Alinka Hardianti.
Salah satu bukti perempuan meraih mimpi ialah pembalap Alinka Hardianti. Oki Indrawansyah

Parapuan.co - Sosok Alinka Hardianti kini menjadi salah satu nama pembalap perempuan Indonesia yang diperhitungkan dan paling populer. 

Pasalnya, pembalap Alinka Hardianti tidak hanya berprestasi di Tanah Air, tetapi Ratu Drifter Indonesia ini juga mengikuti berbagai kejuaran balap level internasional.

Alinka Hardianti buktikan bahwa perempuan meraih mimpi adalah mungkin, karena dulu dirinya juga sempat merasakan yang namanya diragukan dan dipandang sebelah mata.

Hal itu diungkapkan Alinka Hardianti saat dihubungi PARAPUAN belum lama ini. Alinka bilang, ada kalimat yang masih berbekas untuknya hingga kini.

Baca Juga: Kisah Susana Rodriguez, Dokter dan Atlet Paralimpiade yang Raih Emas untuk Spanyol

Pasalnya, sebagai pembalap perempuan, Alinka Hardianti tidak memungkiri dulu dirinya juga pernah merasa jiper melihat lawannya yang laki-laki.

Sedihnya, seorang pembalap senior laki-laki yang cukup dihormatinya justru menyampaikan kalimat yang meragukan tekat dan keseriusannya di dunia balapan.

"Katanya, 'Kamu ini perempuan, ngapain balap-balap, ngapain ngejemur diri di panas-panas? Cewek harusnya belajar masak, nanti suaminya mau dikasih makan apa?'" ujar Alinka.

Alinka pun bilang, "Pas diomongin itu aku sempat merasa ketampar. Tapi bukan bikin aku berhenti, malah bikin aku bertanya-tanya, emang perempuan enggak boleh balap ya?"

Meski dipandang sebelah mata sebagai seorang pembalap perempuan, Alinka Hardianti justru semakin terpacu untuk membuktikan dirinya.

Bagi sosok Alinka Hardianti, setiap orang termasuk perempuan memiliki kesempatan yang sama dan perempuan meraih mimpi itu sangat bisa.

"Oke aku harus nunjukin aku perempuan, bisa balap, dan bisa berprestasi enggak cuma balap doang," ujar perempuan yang tumbuh besar dekat dengan dunia balapan.

"Dan aku akan nunjukin, suatu hari gua akan bisa ngurus suami dan anak sambil gua balap. Dari situ aku bener-bener semangat banget buat nunjukin aku bisa berprestasi," tegas Alinka.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ni Nengah Widiasih, Peraih Perak untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020

 

Berusaha Dua Kali Lipat

Meski sempat diragukan dan dipandang sebelah mata, Alinka tidak menampik bahwa kondisi fisik perempuan dan laki-laki memang berbeda.

Makanya, bagi Alinka Hardianti, sebagai seorang pembalap perempuan yang menggeluti cabang drifting dan slalom, tantangannya bukan hanya mental tapi juga fisiknya.

"Di cabang yang aku gelutin itu ada salah satunya tarik rem tangan. Itu berat dan waktu awal aku terkendala di situ," ungkap Alinka mengenang kendalanya dulu.

Menurutnya, untuk membuat otot tangan, kerja keras perempuan harus dua kali lipat dibandingkan dengan laki-laki.

"Karena aku perempuan, aku ngebangun fisik dua kali daripada mereka. Jadi aku lebih latihan beban biar narik rem tangan dan muter setirnya lebih kuat, aku juga latihan endurance," akunya.

Selain itu, Alinka juga mengungkapkan, jika balapan dari pagi sampai malam, maka sorenya fisik dan energinya sudah tidak penuh lagi.

Padahal, final balapan itu malam dan harusnya saat final itu tubuh dalam keadaan sangat fit.

"Di situ aku sadar sebagai perempuan latihannya harus kuat. Aku berpikir, berarti aku emang harus dua kali lipat, latihan lari, makan dijaga, dan latihan fisik untuk nguatin otot tangan," ujar Alinka.

Pasalnya, hasil berbincang dengan rekan pembalap laki-laki, mereka makannya saja masih bisa sembarangan dan enggak latihan fisik.

Baca Juga: Rela Jual Medali Olimpiade demi Bantu Operasi Seorang Bayi, Ini Sosok Maria Andrejczyk

Maka itu, Alinka Hardianti menemukan celah bahwa dengan berlatih seperti lari dan renang, saat malam tubuhnya bisa cukup fit untuk melakukan balapan.

Meskipun harus berusaha lebih keras, Alinka Hardianti hebat karena bisa membuktikan ucapan dan niatannya dulu bahwa perempuan bisa balap dan berprestasi, ya! (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda