Berkompetisi di Festival Film Toronto, Film Yuni Angkat Kisah Mimpi Remaja Perempuan

Alessandra Langit - Minggu, 15 Agustus 2021
Film Yuni karya Kamila Andini angkat kisah remaja perempuan dan mimpinya
Film Yuni karya Kamila Andini angkat kisah remaja perempuan dan mimpinya Instagram @fourcoloursfilms

Parapuan.co - Kabar baik berupa prestasi-prestasi anak bangsa tak kunjung henti berdatangan dalam seminggu terakhir ini, Kawan Puan.

Mulai dari prestasi para atlet di Olimpiade Tokyo 2020, kemenangan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas di Festival Film Locarno, dan kini film Yuni yang berkompetisi di Toronto International Film Festival (TIFF).

Film Yuni merupakan film panjang karya salah satu sutradara perempuan kebanggan Indonesia, Kamila Andini.

Baca Juga: Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' Menang Golden Leopard Locarno Film Festival

Kini, kita bisa menyaksikan trailer resmi film Yuni di kanal YouTube milik Festival Film Toronto.

Dalam video berdurasi dua menit tersebut, penonton diperkenalkan dengan tokoh Yuni, seorang remaja perempuan yang masih duduk di sekolah menengah atas.

Karakter yang diperankan aktris muda Arawinda Kirana tersebut dikenal sebagai siswi yang pintar dan berprestasi.

Yuni juga memiliki mimpi yang besar terkait pendidikannya, ia ingin terus melanjutkan pendidikannya sampai selesai.

Namun ada masalah yang datang di tengah perjalanan pendidikannya.

Orang tua Yuni merencanakan perjodohannya dengan seorang laki-laki yang lebih dewasa.

Yuni dituntut untuk segera menikah dan berkeluarga walaupun mereka tahu bahwa Yuni masih ingin bersekolah.

Konflik batin antara kewajiban sebagai anak kepada orang tua serta mimpi-mimpinya membuat Yuni gusar dan kebingungan.

Kisah Yuni di film ini menggambarkan masa remaja yang seharusnya penuh kebahagiaan seketika harus berubah menjadi sebuah kebimbangan.

Kamila Andini, yang sebelumnya menyutradarai film Sekala Niskala, menggambarkan tokoh Yuni dengan barang-barang dan pakaian serba ungu.

Ia juga memberikan gambaran masa remaja di pinggiran kota, serta dialog berbahasa Banten.

Baca Juga: Penyalin Cahaya, Film Panjang Pertama Wregas Bhanuteja Angkat Isu Kekerasan Seksual

Warganet di media sosial menilai film Yuni merupakan film yang langka karena membahas mimpi perempuan remaja di daerah yang jauh dari kota.

Selain itu, film ini juga mengangkat budaya Banten yang tidak banyak terlihat di film-film Indonesia sebelumnya.

Film Yuni akan berkompetisi bersama tujuh film dari negara-negara berbeda lainnya di program kompetisi Festival Film Toronto 2021.

Film Yuni juga diproduksi oleh Fourcolours Films yang bekerja sama dengan Akanga Film Asia Singapura, Manny Films Perancis, dan dikembangkan di Torino Film Lab. (*)

Sumber: YouTube
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania