Menurut Suvei, Mayoritas Masyarakat Indonesia Merasa Kesepian hingga Pernah Ingin Menyakiti Diri Sendiri

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 13 Agustus 2021
Ilustrasi seorang perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental namun ragu untuk datang ke psikolog
Ilustrasi seorang perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental namun ragu untuk datang ke psikolog 5432action

Hal ini tercermin dari tidak ada partisipan yang menjawab seluruh pertanyaan tentang fakta dan mitos bunuh diri dengan benar.

“Misalnya saja partisipan menganggap bahwa menanyakan keinginan bunuh diri kepada seseorang akan memicu keinginan bunuh diri sebagai fakta. Padahal ini adalah mitos, justru menanyakan hal tersebut dapat membantu mencegah keinginan orang untuk bunuh diri,” kata Andrian.

Selain itu, ada hasil survei yang cukup mengkhawatirkan.

Sekitar 98% partisipan merasa kesepian dalam sebulan terakhir, dan 40% memiliki pemikiran melukai diri sendiri maupun berpikir untuk bunuh diri dalam dua minggu terakhir.

Lebih banyak partisipan survei meyakini anggota keluarga dan teman dekat berjenis kelamin sama sebagai sosok yang lebih membantu dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa dibandingkan dengan tenaga kesehatan jiwa profesional.

Baca Juga: Pernikahan Anak Makin Marak Selama Pandemi, Apa Bahaya Hamil di Usia Remaja?

“Keyakinan ini menunjukkan partisipan membutuhkan dukungan sosial.

"Tetapi perlu diingat bahwa tenaga kesehatan jiwa profesional lebih memiliki keahlian dalam menangani kesehatan mental dan dapat menjaga rahasia klien yang berkonsultasi,” jelas Andrian menanggapi hasil survei tersebut.

Hal ini juga selaras dengan hasil survei yang menemukan bahwa hampir 70% dari total partisipan mengaku tidak pernah mengakses layanan kesehatan mental dalam tiga tahun terakhir.

Alasan yang dominan adalah biaya layanan kesehatan mental dianggap tidak terjangkau.

Walau biaya konsultasi untuk kesehatan jiwa bagi pemilik kartu BPJS dapat ditanggung dengan gratis, hasil survei mengungkap 7 dari 10 partisipan tidak tahu tentang informasi ini.

Hasil temuan lain adalah hampir 70% partisipan yang pernah mengakses layanan kesehatan mental berkonsultasi secara daring (online).

Walau tidak banyak yang mengakses layanan kesehatan jiwa, dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, Psikiatri yang aktif melayani pasien di Siloam Hospitals Bogor mengaku beberapa rumah sakit justru kewalahan untuk melayani pasien.

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya