Penyebab Munculnya Citra Tubuh Negatif pada Remaja karena Body Shaming

Ericha Fernanda - Minggu, 25 Juli 2021
Ilustrasi remaja berdiskusi tentang masalah body shaming
Ilustrasi remaja berdiskusi tentang masalah body shaming DragonImages

Parapuan.co - Apakah Kawan Puan sering mendapati anak murung dan bertanya-tanya tentang tubuh mereka?

Misalnya, menanyakan alasan kenapa mereka berambut keriting, berkulit pucat, gendut, atau sangat kurus.

Sebenarnya, ini adalah tanda seorang anak mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya.

Baca Juga: Kiat-Kiat Manajemen Stres untuk Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus

Jika berkembang lebih lanjut, hal ini bisa menimbulkan citra tubuh negatif dan harga diri yang buruk.

Citra tubuh yang sehat dan positif adalah bagian penting dari harga diri anak yang sedang tumbuh.

Pahami apa yang dapat kamu lakukan untuk membantu anakmu merasa nyaman dengan tubuhnya.

Mengutip Mayo Clinic, berikut ini penyebab dan akibat munculnya citra tubuh negatif pada anak karena body shaming.

Penyebab Citra Tubuh Negatif

Citra tubuh adalah pandangan atau bagaimana kamu berpikir tentang tubuhmu sendiri.

Jika anakmu sudah remaja, mempertahankan citra tubuh yang normal dan sehat selama pubertas atau periode perubahan fisik dan emosional terbilang cukup sulit.

Faktor-faktor yang dapat merusak citra tubuh anak remaja, antara lain:

  • Kenaikan berat badan alami atau perubahan lain yang disebabkan oleh pubertas
  • Tekanan teman sebaya 
  • Media sosial dan gambar media lain yang mempromosikan tubuh ideal seperti bugar, kurus, atau berotot dan mendorong si anak untuk bercita-cita memiliki tubuh ideal yang tidak realistis
  • Memiliki orang tua yang terlalu mengkhawatirkan berat badannya sendiri, atau berat badan dan penampilan anaknya
  • Tekanan organisasi atau orang lain yang menaungi minatnya, misalnya modelling, menari, senam, dan lainnya

Baca Juga: Terapi Bicara Dapat Membantu Anak Down Syndrome, Bagaimana Caranya?

Akibat dari Citra Tubuh Negatif

Remaja yang mengalami ketidakpuasan tubuh berpotensi meningkatkan risiko, sebagai berikut:

  • Rendah diri
  • Depresi
  • Masalah nutrisi dan pertumbuhan
  • Gangguan makan
  • Memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi (obesitas)

Selain itu, beberapa remaja mungkin mencoba mengontrol berat badan dengan cara yang buruk dan berlebihan.

Misalnya, merokok, mengonsumsi suplemen nutrisi untuk menambah atau menurunkan berat badan, dan mengubah penampilan dengan membeli produk kecantikan berlebihan atau melakukan operasi.

Masalahnya, jika anam remaja menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan tubuh dan penampilannya saja, hal ini dapat mengurangi kemampuannya untuk berkonsentrasi pada kegiatan lain.

 

Baca Juga: Terapi Bicara Dapat Membantu Anak Down Syndrome, Bagaimana Caranya?

Sehingga, sangat perlu bagi orang tua untuk mengambil kesempatan berdiskusi bersama mereka.

Bahwa tubuh tak sepenuhnya mendefinisikan seseorang, banyak hal dari dalam yang perlu dikembangkan seperti kecerdasan pikiran, emosional, spiritual, sopan santun, empati, dan welas asih. (*)

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Linda Fitria