Pentingnya Pengetahuan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan pada Anak

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 23 Juli 2021
Pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang perlu anak tahu
Pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang perlu anak tahu freepik

Parapuan.co Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan adalah hal yang penting.

Tak hanya pada orang dewasa, anak juga perlu tahu akan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Pengetahuan soal kesehatan seksual dan reproduksi perempuan penting untuk diajarkan sejak dini.

Bertepatan dengan Hari Anak Nasional hari ini, Jumat (23/7/2021), ada baiknya Kawan Puan lebih mengerti pentingnya pengetahuan  kesehatan seksual dan reproduksi perempuan pada anak.

Seperti diketahui, membicarakan soal  kesehatan seksual dan reproduksi perempuan memang masih dianggap tabu.

Padahal seharusnya anak mendapatkan pengetahuan soal ini dari orang tuanya.

Baca Juga: Demi Kesehatan Seksual, Begini Cara Mengobati dan Mencegah Klamidia

Dengan tahu soal kesehatan seksual dan reproduksi perempuan bisa mencegah anak terhindar dari infeksi menular seksual, termasuk juga HIV/AIDS.

Tak hanya jadi tanggung jawab orang tua, pendidikan soal kesehatan seksual dan reproduksi juga bisa diberikan dari sekolah. 

Berdasarkan hasil riset dari DKT Indonesia, pendidikan seksual dan reproduksi penting untuk didiskusikan oleh orang tua kepada remaja dengan pendekatan secara informal, seperti dikutip dari Kompas.com.

Namun, para remaja merasa tidak nyaman untuk membicarakannya kepada orang tua dan sebaliknya, orang tua pun mungkin merasa tidak tahu pendekatan yang tepat untuk memulai membicarakannya.

Hal ini menyebabkan para remaja sangat rentan terhadap informasi yang kurang tepat mengenai masalah seksual reproduksi ataupun terjebak dalam pertanyaan maupun mitos yang tidak benar.

Mengutip Kompas.com, dr. Sandeep Nanwani MMSc dari United Nations Population Fund (UNFPA), dalam diskusi daring Webinar 1: Let's Talk About Sex dalam rangkain series #HarusDibahas oleh Reprodukasi, Jumat (20/11/2020), mengatakan, bahwa sebenarnya, banyak pemahaman yang keliru tentang pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi, dan harusnya dipahami oleh semua orang tidak hanya kalangan medis saja.

Berdasarkan catatan BKKBN (2014) dan Survei Demografis dan Kesehatan (DHS Program -2017), 94 persen pria tidak tahu ke mana harus mencari informasi atau diskusi mengenai Kespro (kesehatan seksual dan reproduksi).

Baca Juga: Apa Itu Klamidia, Gangguan pada Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Berikutnya data terkait kesehatan seksual reproduksi menunjukkan 14,87 persen dilaporkan kebutuhan untuk mendapatkan kontrasepsi tidak terpenuhi, 12 persen kelahiran tidak diinginkan atau tidak pada waktunya, dan bahkan 53 persen masyarakat tidak mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS di bangku sekolah menengah.

Bila anak mulai bertanya tentang seks, mereka sudah siap dengan jawaban jujur.

Tak ada kata terlalu dini untuk membahas seks dan kesehatan reproduksi.

Anak-anak secara alami punya ketertarikan pada tubuhnya dan orang lain.

Karenanya, dengan menjawab pertanyaan mereka, kamumembantunya memahami tubuhnya, perasaannya, dan perasaan orang lain.

Ini adalah kebiasaan baik untuk menjalin komunikasi terbuka pada anak, termasuk membantunya menghadapi masa pubertas.

Salah satu hal yang perlu dipahami orang tua adalah, anak perlu tahu bahwa adalah hal yang wajar untuk membahas tentang seks dan hubungan.

Anak-anak akan belajar dari nada suara dan gerak tubuh kita saat kita membicarakan seks.

Karenanya, usahakan untuk menganggap seks sebagai hal yang normal seperti membahas topik lain.

Dikutip dari Kompas.com, dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi, ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui anak:

- Ajarkan anak bagian tubuh mana yang privat dan tidak boleh diperlihatkan atau disentuh orang lain, selain ibu dan dokter dengan pendampingan ibu.

- Anak perlu tahu tentang pubertas sebelum mereka memasuki periode ini agar mereka tidak kaget dan takut dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

- Anak perempuan sebaiknya tahu kapan menstruasi dimulai, yaitu sekitar usia 10 tahun, dan anak laki-laki tahu perubahan yang terjadi di usia pubertas dimulai di usia 12 tahun.

Baca Juga: Sambut Hari Anak Nasional dengan 4 Cara Kreatif Ini, Bisa Dilakukan di Rumah

- Bila anak yang mulai pra remaja tidak ada tanda-tanda ingin bertanya, gunakan situasi sehari-sehari sebagai pemancing diskusi. Misalnya, tentang acara di televisi atau saat melihat iklan pembalut. Katakan pada anak bahwa mereka akan tumbuh besar dan mengalami perubahan yang dialami setiap orang.

- Bila anak bertanya tentang dari mana bayi berasal, jelaskan dengan jujur dan sederhana sesuai tingkat usia anak. Misalnya, bayi tumbuh di perut ibu dan saat mereka sudah siap mereka akan lahir. Jawaban ini kemungkinan cukup untuk anak usia prasekolah.

(*)

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia