Kasus Kekerasan pada Anak Meningkat selama Pandemi, Ini Faktor Penyebabnya

Saras Bening Sumunarsih - Rabu, 21 Juli 2021
Kekerasan pada anak naik selama pandemi
Kekerasan pada anak naik selama pandemi Serghei Turcanu

Parapuan.co – Kekerasan pada anak masih sering terjadi. Bahkan di era pandemi saat ini, kasus kekerasan pada anak mengalami peningkatan sekitar 15%.

Kekerasan pada anak ini bisa dilakukan baik secara verbal maupun fisik.

Kekerasan pada anak secara verbal contohnya adalah ketika anak-anak mendapatkan kata-kata kasar dari orang di sekitarnya.

Sedangkan kekerasan pada anak secara fisik, contohnya adalah anak-anak sering mendapatkan perlakukan kasar dari usaha pendisiplinaan serta hukuman dari orang tua.

“Kekerasan pada anak seperti lingkaran setan yang akan berdampak hingga remaja sampai kemerosotan akhlak,” jelas dr. HM. Soeroyo Machfudz, Sp.A (K), MPH, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) dalam acara seminar “Kekerasan Pada Anak di Masa Pandemi Covid-19,” Minggu (13/6/021) seperti yang dilansir dari laman resmi UII.

Baca Juga: Pandemi Akibatkan Stres pada Anak, Dokter Reisa: Ini Tandanya

Penyebab naiknya kasus kekerasan pada anak

Berdasarkan data dari Penetapan Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana (PPSKTDB) kekerasan pada anak awalnya mengalami penurunaan saat periode awal pandemi.

”Namun kejenuhan dan tuntutan kerja pada akhirnya meningkatkan angka kejadian kekerasan,” ucapnya.

Selain itu di luar sana, masih banyak anak korban kekerasan yang enggan melaporkan kejadian yang dialami.

Tentu ada faktor yang mempengaruhi seperti rasa takut dan kurangnya informasi serta akses pengaduan.

”Akses untuk mengadu rasanya sulit dijangkau untuk semua lapisan sosial,” kata Soeroyo.

Faktor utama penyebab kekerasan pada anak tidak jauh dari persoalan ekonomi dan kematangan dari kepribadian orang tua. 

Biasanya, anak-anak korban kekerasan memiliki kepribadian yang lebih tertutup bahkan mudah marah.

Hal ini menyebabkan anak bersikap kasar dan mengalami ketertinggalan pada akademiknya.

Selanjutnya disampaikan dr. Retno Sutomo, Sp.A (K), PhD, dosen FKKMK UGM jika kekerasan pada anak selama pandemi ini memiliki trend baru yaitu melalui cyberbullying.

Penggunaan sosial media inilah yang meningkatkan risiko untuk cyberbullying.

Baca Juga: 4 Cara Agar Orang Tua Menjadi Teladan Body Positivity Bagi Anak

“Hal tersebut didukung data yang menunjukkan penggunaan sosial media atau gadget tidak digunakan untuk tujuan belajar,” Ungkap Retno.

Kawan Puan, rasa stres yang sudah terpupuk sejak dini akibat kekerasan yang dialami anak ini nantinya akan menjadi bom waktu saat dewasa.

Pasalnya tanpa kita sadari, anak-anak yang telah mengalami kekerasan sejak dini akan mempengaruhi kesehatan mereka.

Salah satu contohnya adalah mereka akan rentan terkena beberapa penyakit seperti jantung, hipertensi, dan gangguan pencernaan. (*)

Sumber: Website UII
Penulis:
Editor: Arintya