Hall of Fame Seni Grafiti Pertama di Asia Tenggara Ada di Singapura

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 16 Juli 2021
Tour by Singapore Sidecars
Tour by Singapore Sidecars One Kampong Gelam

Hall of Fame: Mengubah Kesulitan Menjadi Kesempatan

Terbentang sepanjang 131 meter di Bali Lane dan 107 meter di Ophir Road, Hall of Fame setinggi lima meter ini menawarkan pengalaman seni jalanan yang mumpuni di lingkup regional.

Meski pada awalnya dibangun sebagai penghalang keributan akibat pekerjaan konstruksi, kanvas metal tersebut berevolusi menjadi panggung untuk seniman-seniman mural Singapura dan dunia.

Dengan komitmen untuk menjaga kawasan tetap hidup dan selalu baru, juru bicara One Kampong Gelam sekaligus pemilik Blu Jaz, Aileen Tan menjelaskan, ”Pekerjaan konstruksi yang tengah berlangsung berdampak pada usaha dan area depan toko. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengurangi dampak tersebut serta mengubah tembok penghalang keributan menjadi ruang seni publik.”

“Seniman adalah penerjemah terbaik yang bisa bercerita tentang bagaimana kesulitan dapat diubah menjadi kesempatan. Kami merasa terhormat karena mendapat dukungan
dari Singapore Tourism Board, Urban Redevelopment Authority, Land Transport Authority dan GS Engineering & Construction untuk menjadikannya nyata,” lanjutnya.

Bali Lane_Jaba_The Gathering 2
Bali Lane_Jaba_The Gathering 2 One Kampong Gelam

Baca Juga: Ada Kucing Raksasa di Layar LED Stasiun Shinjuku, Lucu Banget!

Hall of Fame: Merayakan Para Seniman Urban Singapura

Hall of Fame kelas dunia ini memestakan gairah, keberagaman dan kebebasan berekspresi lewat karya-karya berskala besar yang dilukis dalam berbagai gaya khas.

Tujuh belas orang seniman terpilih, dari yang ternama hingga pendatang baru, memulai pengerjaan sekaligus menetapkan
standar kualitas mural tinggi yang harus diikuti.

Seniman jalan tersohor, ANTZ dan Didier ‘Jaba’ Mathieu masing-masing mempersembahkan mural yang berdiri sendiri di Bali Lane sekaligus sebuah karya kolaborasi di Ophir Road dengan Hegira, seniman pelopor yang mewakili Singapura di skena seni internasional pada tahun 2003.

Karya ini adalah kali pertama trio seniman tersebut berkolaborasi bersama, dengan menarik esensi dan pesona dari Kampong Gelam.

Constant Elevation adalah buah imajinasi fiktif mereka, lengkap dengan kucing jalanan yang bersahabat serta rumah-rumah toko beratap merah.

Ophir Road menjadi saksi The Journey, karya kombinasi tentang masa lalu dan masa kini, terinspirasi dari kenangan pribadi lima orang seniman terhadap Kampong Gelam.

Duo seniman Studio Moonchild menggambarkan sesosok anak kecil dengan beragam budaya, sebuah metafora tentang bagaimana tradisi dan kontemporarisasi dapat hidup berdampingan secara unik, sedangkan Dem membayangkan seniman sebagai burung merpati yang selalu ada, tumbuh dan mengembangkan sayapnya dalam perjalanan masing-masing.

Banyak Tanggal Merah, Ini Daftar Festival Budaya Hong Kong dan Pertunjukan Kembang Api di Bulan Mei