Tak Hanya Fisik, Kesehatan Mental Juga Perlu Diperhatikan Selama Pandemi

Anna Maria Anggita - Rabu, 14 Juli 2021
Kesehatan mental harus diperhatikan selama pandemi
Kesehatan mental harus diperhatikan selama pandemi bunditinay

Parapuan.co - Kawan Puan, sungguh tak terasa ya, saat ini kita semua sudah memasukki paruh kedua tahun 2021.

Meski demikian, situasi pandemi karena Covid-19 ini tak kunjung usai.

Hal ini tentunya membuat kita lelah, baik secara emosional maupun putus asa.

Pasalnya, sejak kemunculan virus corona di Indonesia pada awal 2020, kita semua dianjurkan untuk menjaga jarak dengan siapa pun itu, bahkan termasuk keluarga sendiri ya, Kawan Puan.

Kita juga harus menaati peraturan untuk menghindari bepergian ke tempat yang ramai, atau hanya keluar jika ada yang mendesak.

Baca Juga: Melepas Stres dan 3 Manfaat Lain Memasak Bagi Kesehatan Mental

Alhasil, kita harus menemukan cara untuk menghibur diri saat terjebak dalam lockdown yang diberlakukan pemerintah ya, Kawan Puan.

Belum lagi virtual calls, video conferences, dan tugas daring yang tampaknya tak ada habisnya yang harus kita alami bagi anak– anak yang bersekolah atau bagi dewasa muda yang telah bekerja.

Tidak mengherankan bahwa kasus masalah kesehatan mental dan kelelahan pandemi juga meroket secara signifikan.

Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Durex pada Senin (12/07/2021) Gugus Tugas Covid-19 Indonesia melaporkan bahwa 80% masalah Covid-19 adalah masalah psikologis.

Sedangkan sisanya adalah masalah kesehatan fisik.

Lebih lanjut, survei yang dilakukan oleh Ikatan Psikiater Indonesia menunjukkan bahwa dari 1.552 responden, 63 persen mengaku mengalami kecemasan dan 66 persen mengalami depresi akibat pandemi.

Di mana work from home (WFH) alias bekerja dari rumah juga telah mengaburkan batas antara pekerjaan, rumah, dan keintiman.

Tidak ada waktu yang berakhir untuk bekerja, menyebabkan pasangan merasa stres, dan cemas, hingga berdampak pada kesehatan mental serta kualitas hubungan mereka.

Di sisi lain, di media sosial, kita menemukan berbagai cuitan dan unggahan tentang kegelisahan dan perjuangan hidup sehari-hari ya, Kawan Puan.

Berkaca dari hal tersebut, masih dari survei yang sama, hanya 14 persen orang yang merasa bahwa hubungan mereka saat ini dalam keadaan baik-baik saja.

Di samping itu, jika selama ini orang banyak yang fokus pada kesehatan fisik saja itu kurang lo, Kawan Puan.

Pasalnya kita juga akan perlu menjaga kesehatan mental dan memastikan kewarasan orang yang kita cintai.

Baca Juga: Bebas dari Distraksi Saat Bekerja dengan Lakukan Teknik Pomodoro

Dengan semua hiruk pikuk yang berhubungan dengan sekolah daring, pekerjaan, atau bahkan interaksi manusia secara virtual, beban kerja, deadlines, dan
aktivitas lain yang harus kita lakukan selama di rumah, menjadikan istirahat semakin penting untuk dilakukan.

Mengetahui hal tersebut, Inez Kristanti selaku psikolog klinis pun angkat bicara.

Menurutnya sejak WFH, batasan ranah dan waktu untuk pekerjaan dan beristirahat beberapa orang menjadi lebih kabur.

"Seolah–olah, kita bisa 'santai' namun senantiasa siaga juga untuk pekerjaan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat partisi dan batasan waktu yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.” tutur Inez Kristanti.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dengan mengambil waktu istirahat kita bisa mendedikasikan waktu secara spesifik untuk me-recharge diri kita dengan apa yang bisa membuat kita senang dan rileks.

Ia berpendapat, salah satu yang penting dalam waktu istirahat atau break time adalah kualitasnya, dan bukan selalu terkait dengan intensitas.

Waktu beristirahat dapat sangat berguna untuk memulihkan kesehatan kita secara keseluruhan, memfokuskan kembali pada apa yang penting dalam hidup, dan mengembalikan keintiman serta cinta.

Baca Juga: Ini 5 Cara Mudah Melakukan Detoks Digital, Bisa Bikin Lebih Rileks!

Hal ini memungkinkan tubuh, pikiran, dan jiwa kita untuk mendapatkan penyegaran yang diperlukan untuk terus beraktifitas.

Maka dari itu, sebelum akhirnya kehilangan diri kita sendiri karena gangguan kesehatan mental akibat pandemi ini, ada baiknya kita mulai menjaga diri kita dan orang tercinta.

Sebab, terhubung bersama orang lain, terutama yang kamu cintai itu sekaligus memelihara hubungan dengannya penting untuk kesejahteran mental.

Membangun dan memelihara hubungan sosial yang lebih kuat dan lebih luas dalam hidup Anda dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dan harga diri, yang kita semua butuhkan selama masa-masa sulit ini.

Terhubung dengan keluarga, teman, atau orang yang Kawan Puan anggap penting dengan membagikan pesan, meme, atau bahkan kutipan lucu yang menyentuh hati akan memperkuat hubungan emosional dan membantumu merasa lebih bahagia dan aman lo, Kawan Puan. (*)

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya