Ini 5 Tempat di Indonesia yang Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO

Firdhayanti - Sabtu, 10 Juli 2021
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. iStockphotos

2. Kawasan Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta

Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta
Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta iStockphotos

Sama dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan juga masuk UNESCO pada waktu yang sama, yakni 13 Desember 1991. 

Candi yang terletak di antara perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah ini merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. 

Hingga saat ini, belum ditemukan dengan jelas siapa dan kapan pembangunannya secara pasti. 

Terdapat dugaan kuat bahwa candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu melansir situs yang sama. 

 

Baca Juga: Kantor Imigrasi Hentikan Layanan Tatap Muka Selama PPKM Darurat

Dugaan ini hadir berdasarkan isi dari Prasasti Syiwarghra yang ditemukan di Candi Prambanan. 

Kini, prasasti yang ditulis oleh Rakai Pikatan pada tahun 778 Saka atau tahun 856 M ini berada di Museum Nasional, Jakarta. 

Berdasarkan denah aslinya, Candi terdiri dari tiga bagian, yakni Jaba, Tengahan, dan Njeron. 

3. Situs Manusia Purba Sangiran, Solo, Jawa Tengah 

Situs Purbakala Sangiran, Jawa Tengah
Situs Purbakala Sangiran, Jawa Tengah regional.kompas.com

Terletak di Kota Solo, Jawa Tengah, Situs Manusia Purba Sangiran ini merupakan salah satu tempat penting bagi evolusi manusia. 

Situs ini masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tanggal 7 Desember 1996. 

Melansir laman Kemendikbud, situs yang juga dikenal sebagai The Sangiran Early Man Site ini menyumbang pengetahuan penting mengenai bukti-bukti evolusi fisik manusia, fauna, kebudayaan, serta lingkungannya sejak dua juta tahun lalu. 

Sejak penelitian yang dilakukan oleh Von Koeningswald, peneliti Belanda pada tahun 1934, Sangiran pun mulai dikenal. 

Saat itu, Koeningswald menemukan alat-alat hasil budaya manusia purba yang terbuat dari batu. 

Baca Juga: Kampung Lorong Buangkok, Desa Terakhir yang Bertahan di Singapura

Tak hanya sampai di situ, pada tahun 1936 ditemukanlah fosil manusia purba pertama di Situs Sangiran yang mendorong penemuan fosil-fosil selanjutnya. 

Pelestarian Situs Sangiran terus dilakukan dengan berbagai cara.

Adapun cara-cara tersebut yakni kegiatan sarasehan, sosialisasi, dan pemberian imbalan bagi anggota masyarakat yang menemukan fosil dan menyerahkan fosil temuannya kepada Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. 

Sumber: UNESCO,kemendikbud.go.id,Traveloka
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Banyak Tanggal Merah, Ini Daftar Festival Budaya Hong Kong dan Pertunjukan Kembang Api di Bulan Mei