Komunitas BTS ARMY: Ruang Aman bagi Keberagaman dan Perwujudan Globalisasi Sesungguhnya

Alessandra Langit - Minggu, 4 Juli 2021
BTS ARMY wujudkan ruang aman bagi keberagaman
BTS ARMY wujudkan ruang aman bagi keberagaman Kompas.com

Parapuan.co - Berkembangnya industri musik Korea Selatan di era modern ini tentunya banyak memberikan dampak bagi keadaan sosial dan budaya di dunia.

Penggemar musik K-Pop yang setiap waktu bertambah, membentuk komunitas besar yang cukup kuat dan menghubungkan budaya dari satu negara ke negara lainnya.

Keberagaman penggemar K-Pop bukanlah sesuatu yang asing lagi, mengingat musik K-Pop tidak hanya berkembang dan diminati di negaranya sendiri.

Salah satu komunitas penggemar musik K-Pop yang terbesar di dunia adalah Adorable Representative MC for Youth atau ARMY, panggilan bagi penggemar dari boyband Korea Selatan, BTS.

Menurut data BTS ARMY Census, ARMY berasal dari lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia.

Sensus BTS ARMY ini adalah analisis demografis terbesar dari penggemar BTS yang pernah dilakukan hingga saat ini.

Baca Juga: Donasi 260 Juta Rupiah ke Driver Ojol, ARMY Indonesia Buktikan BTS Meal Bukan Tren yang Sia-Sia

Pada tanggal 9 Juli hingga 30 September 2020, lebih dari 400.000 penggemar BTS dari seluruh dunia menanggapi survei global tersebut, yang bertujuan untuk menunjukkan jumlah komunitas ARMY yang terus berkembang.

Indonesia sendiri menyumbangkan 20% dari jumlah BTS ARMY di dunia, angka tersebut merupakan jumlah persentase paling besar dibandingkan negara lain.

Bagaimana sebenarnya pengaruh BTS terhadap fenomena budaya ini?

PARAPUAN berkesempatan untuk berbincang dengan Karlina Octaviany, seorang antropolog digital dan pendengar setia musik K-Pop terkait dengan fenomena yang terjadi ini.

Ada faktor penting tentunya yang membuat BTS menjadi grup musik dengan jumlah penggemar terbesar dari berbagai latar belakang.

Menurut Karlina, BTS mengangkat isu-isu penting yang jarang dibahas oleh musisi mainstream lainnya.

"Lewat lirik dan musiknya, BTS berbicara soal penindasan, masalah kesehatan mental, isu kehidupan sehari-hari yang membuat semua orang dari berbagai latar belakang bisa relate," ujar Karlina ketika dihubungi PARAPUAN pada hari Jumat (2/7/2021).

Selain itu, BTS dengan rendah hati mau mengelaborasikan liriknya dan menjelaskan maksud dan tujuan mereka di setiap kesempatan di media.

Hal tersebut mengundang banyak pendengar yang merasa tidak diakui, tersingkir, dan minim representasi dalam budaya mainstream, berkumpul bersama menjadi satu komunitas yang saling merefleksikan isu dan kompleksitas kehidupan lewat musik BTS.

Baca Juga: Persona, Shadow, dan Ego: Ketika Teori Psikologi 'Map of the Soul' dan Musik Disatukan oleh BTS

Kekuatan globalisasi sesungguhnya

Ketika kita mendengar lagu BTS, hampir semua lirik mereka berbahasa Korea, namun hal tersebut tidak membatasi penggemar untuk memaknainya.

Menurut Karlina, BTS telah mewujudkan makna globalisasi sebenarnya lewat pendobrakan batas bahasa dan budaya.

Globalisasi adalah proses interaksi dan integrasi antara orang-orang dari seluruh dunia.

BTS ARMY membangun proses globalisasi tersebut lewat budaya pop dan perkembangan teknologi serta internet.

Banyaknya ARMY yang bekerja di sektor budaya dan bahasa mampu menawarkan terjemahan bagi setiap lagu dan konten BTS.

"Kegiatan tersebut secara perlahan membuat ARMY sebagai satu komunitas besar secara bersamaan belajar budaya lain dan berinteraksi antar negara di dunia.

"Selama ini sistem industri musik barat cenderung membatasi bahasa dan budaya lain untuk masuk ke tingkat mainstream tapi BTS dan ARMY mampu menembus batas itu semua,” ungkap Karlina.

Konektivitas antar ARMY lewat internet dan media sosial pun menjadi penghubung komunikasi antar negara yang selama ini terasa asing tanpa ada kepentingan politik tertentu.

"BTS ARMY membuktikan ternyata budaya pop dapat mendorong masyarakat dunia untuk saling belajar," ujar Karlina.

Ruang aman di masa pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia membuat banyak orang menemukan hobi baru lewat internet, termasuk menikmati musik K-Pop.

Namun, komunitas BTS ARMY menjadi tujuan tersendiri dari banyak orang untuk menemukan ruang amannya.

"Saat pandemi ini, kesehatan mental kita semua itu sedang diuji. BTS dan ARMY selalu mengangkat pentingnya kesehatan mental, maka banyak yang menemukan ruang aman di komunitas ARMY," jelas Karlina.

Komunitas ARMY sangat terbuka bagi penggemar yang baru bergabung saat pandemi ini.

Mereka saling belajar dan mengajarkan hal-hal terkait BTS atau pun budaya K-Pop.
BTS ARMY memberikan ruang aman bagi setiap penggemar BTS untuk belajar dengan keragaman tanpa penghakiman dari tiap anggota.

Baca Juga: Lawan Stigma Negatif Fandom K-Pop, BTS ARMY Help Center Kampanyekan Pentingnya Kesehatan Mental

Sebagai komunitas, ARMY selalu mendapatkan stigma negatif, namun tanpa masyarakat sadari, komunitas ini telah mewujudkan inklusivitas dan ruang aman yang sangat kita butuhkan di masa sulit ini. (*)

Sumber: Wawancara dengan Karlina Octaviany
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania