Cara Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Ketidakhadiran Seorang Ayah Bagi Ibu Tunggal

Ericha Fernanda - Minggu, 27 Juni 2021
Menjawab pertanyaan anak tentang ketidakhadiran seorang ayah.
Menjawab pertanyaan anak tentang ketidakhadiran seorang ayah. freepik

Parapuan.co - Wajar bagi anak-anak memiliki pertanyaan tentang mengapa ayah mereka tidak ada dalam hidupnya.

Setelah melihat temannya yang lain didampingi ayah dan ibu mereka ketika bersekolah, kemudian ditanya "Di mana ayahmu?", ini juga membuat mereka bertanya-tanya.

Mereka akan selalu penasaran siapa dan bagaimana keadaan ayahnya, mengapa tidak tinggal bersama ibunya dan membesarkan dirinya bersama.

Baca Juga: Stop! Jangan Menyalahkan Diri Karena Tidak Menjadi Orang Tua yang Sempurna

Bahkan, ketika seorang ibu ditanya seperti itu oleh anaknya, berpotensi membuka luka lama yang menyakitkan jika harus menjelaskannya.

Sebagai ibu, harus pintar-pintar dan sangat merencanakan bagaimana menjawab pertanyaan itu.

Tujuannya, agar sang anak tidak merasakan rasa sakit yang mungkin sudah ibu derita setelah sekian lama.

Pertanyaan umum ketidakhadiran seorang ayah

Mengutip Verywell Family, memasuki masa prasekolah biasanya anak-anak mulai memahami struktur keluarga yang berbeda dan menyadari bahwa keluarga mereka terlihat berbeda dari beberapa teman sebayanya.

Secara alami, mereka akan memiliki pertanyaan.

Beberapa pertanyaan paling umum yang ditanyakan anak-anak tentang ayah yang tidak hadir meliputi:

  • Siapa ayahku?
  • Kenapa dia tidak tinggal bersama kita?
  • Apakah dia akan kembali?
  • Kapan aku bisa bertemu dengannya?
  • Apakah dia merindukanku?
  • Mengapa anak-anak lain memiliki ayah dan saya tidak?

Meskipun tidak ingin berbagi setiap detail yang sulit dengan anak-anak tentang mengapa ayah mereka tidak ada, ada beberapa cara untuk menjawab pertanyaan mereka yang membantu anak-anak merasa lebih aman.

Baca Juga: Catat! Ini 13 Tips untuk Melatih Diri Beradaptasi Sebagai Ibu Tunggal

Pertimbangkan poin bicara

Selain merencanakan bagaimana kamu akan menjawab pertanyaannya, jika memungkinkan, penjelasan harus menyertakan alasan sebenarnya yang dibagikan mantan kepadamu ketika dia pergi. Sebagai contoh:

  • Dia belum siap menjadi seorang ayah.
  • Kami tinggal berjauhan satu sama lain.
  • Dia membutuhkan waktu untuk menangani beberapa masalahnya sendiri.

Meskipun penjelasan ini tidak membenarkan pilihannya untuk tidak terlibat, penjelasan ini dapat mengonfirmasikan kepada anak-anak bahwa keputusannya bukan tentang kesalahan mereka.

Katakan yang sebenarnya

Wajar jika seorang ibu ingin melindungi anaknya dari rasa sakit dan patah hati.

Tapi bukanlah ide yang baik untuk membohongi mereka atau menyembunyikan terlalu banyak informasi tentang ayah mereka.

- Hindari berbagi secara berlebihan. Tidak apa-apa untuk meninggalkan detail yang menyakitkan.

- Pertimbangkan usia anak-anak saat memutuskan apa yang pantas dan tidak pantas untuk dibagikan. Anak-anak kecil sering kali baik-baik saja dengan jawaban sederhana. Untuk anak-anak yang lebih besar, mengetahui secara nyata mengapa ayah tidak ada bisa sangat melegakan, terutama setelah mereka menyadari bahwa itu bukan kesalahan mereka.

- Simpan perasaan, ketakutan, dan kekhawatiran pribadi kamu untuk diri sendiri. Tak perlu memberitahukan hal-hal ini kepada mereka yang justru akan menyakiti hatinya atau membuat anak-anak merasa bersalah.

- Tetap berpegang pada fakta. Ketika menjelaskan sebuah alasan sensitif, berhati-hatilah dan sampaikan dengan penuh perhatian.

Baca Juga: Chacha Thaib Bagikan Tips Membagi Waktu untuk Ibu Tunggal yang Bekerja

Arti sebuah keluarga

Terkadang anak-anak terpaku pada kenyataan bahwa keluarga mereka tidak terlihat seperti keluarga orang lain.

Jika ini terjadi, tunjukkan bahwa setiap keluarga berbeda.

Beberapa anak tinggal bersama kakek-nenek mereka, beberapa anak tinggal di panti asuhan, dan beberapa anak memiliki ayah saja.

Berikan pengertian bahwa sebuah keluarga ada untuk tempatnya berlindung, berbagi, dan merasakan segala cinta yang penuh di dalamnya.

Selain itu, kamu dapat mengingatkan anak-anak bahwa kamu senantiasa ada di sana, tidak akan pergi ke mana pun, dan memberikan mereka cinta utuh dan tanpa syarat. (*)