Cerita Perjuangan Pangeran Harry Sembuh dari Trauma dengan Terapi EDMR

Firdhayanti - Minggu, 6 Juni 2021
Pangeran Harry melakukan sesi EMDR untuk mengatasi kecemasan.
Pangeran Harry melakukan sesi EMDR untuk mengatasi kecemasan. usatoday.com

Terlihat Pangeran Harry menepuk bahunya secara bergantian saat dokter menyuruhnya untuk mengingat kembali trauma kelamnya itu. 

Dokter terus mengajukan berbagai pertanyaan tentang apa yang Pangeran Harry alami hingga akhirnya menanyakan apa yang dia lebih suka rasakan.

Pangeran Harry mengatakan bahwa dia ingin pindah ke tempat "ketenangan" dan "kekuatan."

Baca Juga: Mantan Pesinetron Kirana Larasati Beri Tanggapan soal Sinetron Zahra

"Ini hampir seperti gelombang yang tidak dapat dihentikan karena orang-orang mendengar teman mereka membicarakannya, mereka melihat perubahan dalam anggota keluarga mereka," kata Wendy Byrd, konselor profesional yang juga merupakan bagian dari EMDR Internal Association. 

"Ketika saya dilatih pada tahun 2008, saya harus menjelaskan apa itu EMDR dan memberi tahu klien saya mengapa saya pikir itu adalah terapi yang bagus," cerita Wendy. 

"... Sekarang, saya akan mengatakan bahwa hampir semua orang yang datang ke rumah saya bertanya saya untuk EMDR," lanjutnya. 

Baik untuk Semua

Pangeran Harry ingin mengatasi trauma ini tak hanya untuk kebaikan dirinya sendiri. 

Ia mengatakan bahwa mengatasi traumanya sangat penting baik untuk dirinya sendiri serta hubungannya dengan istrinya, Meghan Markle. 

Pangeran Harry bercerita kalau ia akhirnya beralih ke terapi EMDR setelah bertahun-tahun menjalani terapi perilaku. 

"Salah satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari dalam hidup yakni terkadang kamu harus kembali dan menghadapi situasi yang sangat tidak nyaman dan dapat memprosesnya agar dapat sembuh," kata Pangeran Harry. 

Sekadar informasi, dilansir dari Healthline, terapi perilaku sendiri merupakan sebuah terapi yang berusaha untuk mengubah perlaku yang berpotensi merusak diri sendiri dan berfokus mengubah perilaku tersebut. 

(*)

Sumber: USA Today
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara