Selalu Melakukan Sesuatu dengan Terburu-buru? Ini 5 Cara Atasi Hurry Sickness

Firdhayanti - Rabu, 28 April 2021
Hurry sickness merupakan pola perilaku yang mengakibatkan kita merasa terburu-buru.
Hurry sickness merupakan pola perilaku yang mengakibatkan kita merasa terburu-buru. freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, merasa terburu-buru terus menerus itu tidak baik, lo. 

Apalagi jika kamu merasa terburu-buru di situasi yang sebenarnya tak harus seperti itu. 

Jika kamu merasa terburu-buru terus menerus, bisa jadi kamu mengalami hurry sickness

Hurry sickness sendiri merupakan pola perilaku yang membuat kita merasa selalu terburu-buru. 

Padahal hurry sickness sendiri dapat memberi dampak negatif untuk dirimu, lho. 

Baca Juga: Mengenal Hurry Sickness, Perilaku Ingin Selalu Terburu-Buru

Melansir Huffpost, ini dia lima cara yang dapat kamu lakukan jika alami hurry sickness

1. Prioritaskan yang Penting 

Menyelesaikan berbagai tugas secepatnya dapat membuatmu stres. Untuk itu, penting untuk memprioritaskan tugas-tugasmu. 

Pertimbangkan apa yang benar-benar harus dikerjakan dan apa yang bisa dikerjakan nanti. 

Menurut psikolog Michael Ashworth, cobalah untuk menjadikan waktu sebagai teman dibanding musuh. 

Michael mengatakan bahwa urgensi waktu yang berlebihan merupakan masalah. 

“Setiap orang memiliki tekanan untuk menyelesaikan sesuatu. Namun, jika kamu menganggap semuanya sama-sama mendesak, kemungkinan besar kamu akan mengalami masalah stres," tutur Michael.

Ia pun menyarankan bagi mereka yang mengidap hurry sickness untuk melihat waktu dari perspektif yang berbeda. 

"Pikirkan kembali pandanganmu tentang waktu, bagaimana kamu menghubungkannya, dan apa yang benar-benar penting bagimu. Tempatkan acara dan tugas dalam perspektif yang tepat," katanya lagi. 

2. Lakukan secara Bertahap 

Saat kamu sedang menghadapi hurry sickness, kamu tidak akan mungkin langsung merasa tenang pada awalnya. 

Untuk itu, mulailah dari hal-hal kecil. Coba sisihkan satu jam setiap akhir pekan untuk bersantai. 

"Gunakan waktu ini untuk terhubung kembali dengan hal-hal yang kamu nikmati, dan biarkan perasaan melayang saat kamu beregenerasi dan melakukan sesuatu yang menyenangkan," kata Lee Chambers, seorang psikolog lingkungan dan konsultan kesejahteraan yang berbasis di Inggris. 

Lee mengatakan bahwa membaca buku, jalan kaki, mengobrol dengan teman, dan meditasi merupakan contoh hal yang bisa kamu lakukan. 

Baca Juga: Mengenal Hurry Sickness, Perilaku Ingin Selalu Terburu-Buru

3. Buat Rutinitas Malam 

Jika kamu sulit untuk menahan rasa untuk tidak melakukan sesuatu saat malam hari, buat rutinitas malam yang dapat membantu kamu menenangkan diri. 

Mungkin kamu bisa minum teh, mandi air hangat, atau melakukan journalling. Intinya apapun yang terasa menenangkan untuk kamu. 

“Tidur membantu kita merasa segar kembali dan seimbang secara emosional," kata Lee.

Lee juga mengemukakan bahwa rutinitas malam yang menenangkan dapat meningkatkan kualitas tidur. 

“Temukan rutinitas malam yang bisa membuat kita dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur yang lebih baik, dapat membuat kita pulih, lebih sejahtera dan fokus pada keesokan harinya," tambah Lee. 

4. Lihat Tujuan Besarnya

Saat kamu berpindah dari satu tugas ke tugas lain, kamu terjebak dalam hal-hal kecil. 

Kamu tak dapat melihat gambaran yang lebih besar tentang apa yang kamu kerjakan. 

Memberikan waktu untuk berpikir sejenak mengenai apa yang telah kamu kerjakan mungkin akan terasa tak penting pada awalnya. 

Berpikir disini bukan berarti kamu melihat kembali apa yang kamu sudah kamu kerjakan dengan mencoret daftar tugas-tugas. Akan tetapi melihat tujuan yang lebih besar apa yang ingin kamu raih. 

Baca Juga: Lama Tak Bertemu Sahabat, Lakukan Cara Ini Agar Tak Canggung

5. Cari Dukungan Orang Terdekat

Mengubah perilaku yang telah terbentuk dalam dirimu memang tak mudah.

Seperti halnya dengan perasaan terburu-buru yang selalu ada pada dirimu itu. 

Untuk itu, kamu dapat mencari dukungan ke orang terdekat untuk membantu dan mengingatkanmu agar bisa membangun kebiasaan yang lebih sehat. 

"Dengan dukungan keluarga, kolega, dan teman, kamu dapat membangun dukungan yang bisa membantu mengidentifikasi pola dan pemicu, membuat kamu bertanggung jawab untuk memperlambat (ritme), dan mencegahmu kembali ke kebiasaan lama (terburu-buru)," kata Lee. 

Lee juga mengatakan bahwa kamu dapat mencari bantuan profesional jika dibutuhkan. (*)

 

Sumber: huffpost.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri

BERITA TERPOPULER WELLNESS: 2 Terapi Utama untuk Anak Autisme hingga Cara Meningkatkan Kesehatan Mental Perempuan Pekerja