Bikin Sedih, Korban Pemerkosaan di 6 Negara Asia Selatan Ini Justru Harus Tes Vagina untuk Buktikan Kasusnya

Vregina Voneria Palis - Sabtu, 24 April 2021
Photo by brbrihan on Unsplash

Jika selaput dara masih utuh dan tidak robek, maka tes akan menyatakan bahwa pemerkosaan tidak pernah terjadi.

Meski kita tahu bahwa di luar sana banyak pemerkosaan terjadi yang tidak serta merta merusak selaput dara.

Atas tes keperawanan dengan dua jari ini, Divya menyerukan agar hakim pengadilan memberlakukan larangan.

"Ambil tindakan terhadap penyedia yang masih terus melakukannya (tes keperawanan) dan pastikan pengadilan berhenti mengandalkan bukti dari tes ini," kata Divya.

Baca Juga: Alasan Kasus Pemerkosaan Terhadap Laki-Laki Kerap Dianggap Remeh

Sayangnya, dari laporan yang berfokus pada pengalaman perempuan korban pemerkosaan di enam negara Asia Selatan, didapati bahwa tes vagina dua jari ini menjadi salah satu dari banyak faktor yang membuat proses pelaporan pemerkosaan dan pencarian keadilan menjadi sangat memberatkan.

Kawan Puan, di Bangladesh, India, dan Nepal, tercatat ada lebih dari 60 persen korban pemerkosaan yang dilaporkan berada di bawah tekanan dan terpaksa berkompromi dengan kasus pemerkosaan yang mereka hadapi.

Sumeera mengatakan bahwa di Nepal terutama, para korban pemerkosaan dan keluarga menghadapi tekanan serta diancam untuk membatalkan kasusnya.

Selain itu, stigma sosial yang muncul juga membuat korban pemerkosaan urung untuk melaporkan kasusnya.

“Para perempuan diancam, begitu pula para pembela hak asasi manusia yang mendukung perempuan," katanya.

“Ketika kami bekerja dengan para janda yang telah diperkosa oleh anggota keluarga sendiri, mereka tidak bisa secara terbuka mengatakan itu karena pelaku mengancam anak-anaknya,” tambahnya. (*)

Sumber: The Guardian
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania