Duh, Pengusaha UMKM Perempuan Masih Belum Memaksimalkan Dunia Digital, Apa Masalahnya?

Tentry Yudvi Dian Utami - Jumat, 23 April 2021
Daftar UMKM bula peluang reseller di Festival Mimpi Ibu
Daftar UMKM bula peluang reseller di Festival Mimpi Ibu Pongasn68

Parapuan.co  - Bila dilihat, sekarang sudah banyak perempuan membuka usaha untuk menambah penghasilan keluarga.

Lebih senangnya lagi, usaha perempuan ini juga menyumbang banyak untuk perekonomian, Indonesia, lo!

Wah, senang ya dengarnya Kawan Puan? Kita tak hanya menghasilkan untuk keluarga saja, melainkan untuk Indonesia.

Yup! Menurut data dari Bank Indonesia pada 2018 lebih dari 60 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, dan 9,1 persen Produk Domestik Bruto Indonesia berasal dari kontribusi UMKM yang dikelola oleh perempuan.

Baca Juga: Kreatif! Ini 4 Produk Lokal yang Sukses Gunakan TikTok sebagai Media Promosi

Tapi, sayangnya nih, banyak pengusaha UMKM perempuan masih belum memanfaatkan dunia digital untuk mengembangkan bisnis mereka.

Padahal, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, penguasaan teknologi, melalui e-commerce dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha perempuan.

Hal tersebut tentu harus dibarengi dengan penerapan pengarusutamaan gender dalam keluarga demi memberikan kesempatan lebih luas bagi perempuan untuk berkembang.

“Raden Ajeng Kartini telah memperjuangkan kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Dengan begitu, untuk saat ini sudah sepantasnya kita mengedepankan upaya kesetaraan, tentunya melalui pemberdayaan perempuan.”

“Pencapaian isu prioritas pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan hanya dapat tercapai apabila perempuan memiliki resiliensi terhadap perubahan zaman yang begitu cepat," ujar Menteri Bintang Puspayoga pada Seminar Nasional Perempuan Kompeten dengan Peran Ganda di Era Ekonomi Digital.

Menurutnya, memberikan pemahaman dan kemampuan bagi para perempuan pelaku usaha mengenai penggunaan teknologi terkini adalah hal yang krusial.

Baca Juga: Usaha Makin Susah Saat Pandemi? Simak Tips Agar Bisnis Tetap Berjalan

Ketimpangan Peran di Rumah

Tapi, kurangnya pengusaha perempuan dalam mengimbangi perannya, menurut Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, ini disebabkan karena ketimpangan perannya di rumah.

Muhadjir mengatakan masih banyak perempuan bimbang dengan keadaannya.

Di satu sisi,  kita harus memenuhi kebutuhan domestik keluarganya, namun di sisi lain juga membantu ekonomi keluarga dengan ikut mencari nafkah, bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

Dalam menyikapi kondisi ini perempuan dituntut semakin kompeten untuk menguasai teknologi, salah satunya dengan memanfaatkan e-commerce.

Menurutnya, pelaku UMKM, khususnya perempuan perlu diberdayakan melalui pemanfaatan teknologi e-commerce.

Dengan pemanfaatan e-commerce, para pelaku UMKM dapat mengasah skill digital entrepreneur, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya.

Baca Juga: Mau Penghasilan Bertambah? Cobalah 5 Ide Bisnis Ini di Bulan Ramadhan

“Perempuan Indonesia diharapkan tidak hanya puas menjadi pelaku UMKM saja, mereka juga harus bangkit menjadi wirausaha dan dapat berperan lebih luas di bidang ekonomi era digital,"

"Peran perempuan sebagai pelaku e-commerce juga merupakan tantangan agar dapat berkreasi dan berinovasi untuk memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru dan mencetak lapangan pekerjaan,” jelas Muhadjir.

Sementara itu, upaya pemberdayaan ekonomi perempuan di era digital bukan tanpa tantangan.

Menurut Chairul Saleh sebagai Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menjelaskan khususnya bagi perempuan di negara berkembang untuk mengakses teknologi memiliki beberapa tantangan.

Tantangan tersebut di antaranya dari segi pendidikan dan literasi internet, penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internet, kendala waktu, dan norma sosial atau persepsi bahwa dunia teknologi masih “male dominated”.

Selain menguasai teknologi, ternyata peran perempuan dalam membangun literasi keuangan keluarga juga penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.

Baca Juga: Dongkrak Penjualan Produk UMKM Lokal Secara Online dengan 5 Cara Ini

Tips Menyusun Anggaran

Direktur Utama PT. BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi yang hadir dalam seminar tersebut memberikan tips terkait poin penting dalam penyusunan anggaran.

“Anggaran keuangan dengan sangat realistis. Ketiga, sesuaikan dengan gaya hidup, terutama untuk pos pengeluaran hiburan. Keempat, pahami mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan," ujarnya.

Kelima, prioritaskan anggaran yang bersifat wajib. Keenam, kebutuhan menabung harus dimasukan ke dalam anggaran.

"Ketujuh, miliki impian-impian untuk diwujudkan,” ungkap Friderica.

Menteri Bintang juga mengingatkan ketika perempuan memiliki kesempatan yang lebih fleksibel dalam mencapai ketahanan ekonominya sendiri dengan memanfaatkan teknologi digital, bukan berarti ia harus memikul beban ganda.

Baca Juga: Mau Mulai Bisnis Kuliner Selama Ramadan? Cobalah 5 Cara Ini Agar Cuan di Masa Pandemi Covid-19

Pengarusutamaan gender atau pembagian tugas yang setara dan seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga menjadi penting untuk diterapkan demi memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkembang.

Sebab, ketahanan ekonomi perempuan tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya saja, melainkan juga bagi keluarga, hingga bangsa dan negara.

"Semua perempuan, baik yang lahir di kota maupun di desa, tanpa memandang latar belakang, termasuk perempuan penyintas dan disabilitas, berhak untuk maju, bermimpi setinggi-tingginya, dan mewujudkannya,” tutup Menteri Bintang.

Gimana Kawan Puan, masih belum mau optimalkan dunia digital untuk usaha?(*)