Angka Pernikahan Anak Masih Tinggi, Ini Mengapa Perjuangan R.A. Kartini Harus Dilanjutkan

Alessandra Langit - Rabu, 21 April 2021
Ilustrasi penolakan
Ilustrasi penolakan iStock

Dalam buku Elisabeth dikatakan bahwa ada niat Piet untuk menikahi Kartini.

Menurut pejabat Belanda pada zaman itu, pendidikan yang baik bagi perempuan pribumi adalah dengan menikahi laki-laki Belanda.

Jawaban yang Kartini terima dari Snouck justru sangat mengecewakan.

Menurut Snouck, perempuan Jawa tidak akan pernah dewasa, jika Ia ingin bebas maka harus menikah dulu, setelah itu boleh untuk diceraikan lagi.

Jawaban tersebut tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan Kartini.

Baca Juga: Jarang Diketahui, R.A. Kartini Ternyata Berperan Penting dalam Kesenian Ukir Jepara

Namun, Kartini tidak terpengaruh dengan kata-kata Snouck, dan tetap berpegang teguh dengan prinsipnya.

Kartini pun menikah dengan suaminya, Bupati Rembang, Raden Adipati Djojoningrat, pada usia 24 tahun.

Di zaman itu, usia 24 adalah usia yang sudah terlalu tua untuk menikah.

Kartini tidak peduli dengan aturan sosial yang mengatur hak perempuan untuk menentukan pernikahannya sendiri.

Sumber: National Geographic,KemenPPA
Penulis:
Editor: Linda Fitria