Detoksifikasi Media Sosial, untuk Mereka yang Sudah Lelah Bermedsos

Shenny Fierdha - Selasa, 13 April 2021
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial

Fanny (38) awalnya aktif di Facebook dan Instagram selama bertahun-tahun, namun memutuskan untuk berhenti menggunakan keduanya baru-baru ini.

Ini lantaran dirinya merasa tertekan melihat berita mengenai rasisme di Amerika Serikat (AS) dan pandemi Covid-19 yang merajalela.

Setelah menghapus kedua akun serta aplikasinya, dia merasa pikirannya jadi lebih ringan dan jernih sehingga tidur lebih nyenyak.

Fanny juga tidak terlalu risau dan kesal dengan keadaan politik AS dan pandemi yang melanda.

Kalau ingin berkomunikasi dengan teman dan keluarga, dia cukup mengirimkan pesan kepada mereka dengan gawainya sehingga terasa lebih bermakna.

Baca Juga: Kabar Baik, History Chat WhatsApp Android Sebentar Lagi Bisa Dipindah ke iOS

David (60) selama bertahun-tahun memakai Facebook untuk mempromosikan musiknya di dunia maya dan untuk tetap terhubung dengan teman-temannya.

Namun, melihat sejumlah orang di Facebook seringkali bersikap rasis, dia akhirnya memutuskan untuk berhenti menggunakannya pada 2018.

Selain itu, dia pun khawatir data pribadinya di Facebook dapat dibajak sewaktu-waktu.

Meski tak lagi "beredar" di jagat Facebook, David masih aktif memakai Twitter dan Instagram tapi hanya untuk keperluan pekerjaan.

Dia merasa senang tak lagi memakai Facebook karena terbebas dari konten-konten rasis.

Nah, Kawan Puan tertarik untuk mencoba detoks media sosial juga, tidak? (*)

Sumber: huffpost.com,declutterthemind.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania