Guncangan Gempa Malang Sangat Luas Terasa Sampai Yogyakarta, Bali, hingga Lombok, Ternyata Ini Penyebabnya

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 11 April 2021
Situasi gempa di Malang
Situasi gempa di Malang Kompas.com

Parapuan.co - Bencana alam kembali terjadi di Indonesia.

Gempa bumi terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa magnitudo 6,7.

Namun kemudian gempa yang berpusat di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang ini disebut berkekuatan M 6,1 berdasarkan data terbaru BMKG.

Gempa di Malang ini memiliki pusat kedalaman hingga 25 kilometer, namun tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Baca Juga: Dampak Terikini Gempa Malang, 8 Korban Meninggal dan 25 Luka-luka

Meski begitu, getaran gempa ini dirasa cukup kuat bahkan bisa mencakup wilayah yang luas.

Guncangan gempa ini juga dirasakan sejumlah wilayah seperti Yogyakarta, Bali, hingga Lombok.

Gempa ini juga dilaporkan terasa di Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mojokerto, Klaten, Solo, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Turen, dan Banjarnegara.

Lalu mengapa gempa yang terjadi di Malang ini memiliki cakupan yang sangat luas?

Mengutip dari Kompas.com, gempa ini memang tergolong jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, M.Si.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hipsenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi," kata Bambang.

Dalam keterangan tertulisnya, ia mengungkapkan bahwa episenter gempa ini berada pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT.

Tepatnya pusat gempa bumi ini berada di laut pada jarak 96 km ke arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km.

Baca Juga: Tragis, Pasutri Tewas Terjepit Batu Raksasa Akibat Gempa Di Malang

Bagaimana bisa gempa di Malang ini terasa hingga ke Yogyakarta, Bali, hingga Lombok?

Hal serupa diungkapkan oleh ahli geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Gayatri Indah Marliyani.

Gayatri mengungkapkan bahwa gempa bumi ini terjadi di lepas pantai selatan Jawa Timur yang terjadi akibat proses subduksi.

Proses ini terjadi pada kdealaman zona Benioff yang menandai batas lempeng antara kerak Samudera Indo-Australia yang menunjam di bawah kerak benua Eurasia di lokasi yang berada pada kedalaman 80 km ini.

"Sehingga gempa yang terjadi siang tadi diinterpretasi terjadi pada batas lempeng yang menunjam atau istilah geologinya disebut gempa interslab," jelas Gayatri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

Walau guncangannya terasa sangat luas, Gayatri menegaskan bahwa gempa ini tidak menyebabkan tsunami.

Pasalnya, kedalaman pusat gempa cukup dalam dan kekuatan gempa tidak cukup besar untuk menyebabkan robekan di dasar laut yang signifikan bisa mengganggu tubuh air.

Meski begitu, guncangan keras gempa ini juga turut dirasakan oleh masyarakat di Blitar dan Malang.

Bahkan getaran gempa juga dirasakan hingga ke Yogyakarta dan sebagian kota di Jawa Tengah, yang jaraknya ratusan kilometer dari episenter.

 Baca Juga: Aksi Heroik Ibu Di Ponorogo Selamatkan Dua Anak Dari Reruntuhan Gempa

Guncangan gempa Malang meluas hingga ratusan kilometer dari pusat gempa. Gayatri menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena magnitudo dan kedalaman gempa bumi tersebut cukup besar, sehingga rambatan gelombang gempa bisa mencapai area yang luas.

 

Dari magnitudo dan kedalaman gempa, Gayatri menyebutkan bahwa gempa susulan dengan besaran yang signifikan kemungkinan terjadinya kecil.

Selain itu, wilayah subduksi di Jawa, khususnya yang berada di lepas pantai selatan Jawa Timur, memang lah merupakan wilayah yang produktif gempa. (*)