Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity dan Cara Mengatasinya

Vregina Voneria Palis - Minggu, 11 April 2021
Illustrasi Stress
Illustrasi Stress Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Parapuan.co - Kawan Puan berusaha untuk menjadi orang yang selalu produktif bukanlah hal buruk.

Namun tahukah kamu, jika terlalu memaksakan diri untuk selalu produktif juga tidak baik?

Toxic productivity merupakan sebuah istilah yang mengacu pada produktivitas yang tidak baik karena sudah berlebihan.

Melansir dari Huffpost, istilah toxic productivity ini memiliki kecenderungan yang sama dengan workaholism atau gila kerja.

Baca Juga: Umur Bukan Halangan, Ini Tips Menjalin Hubungan di Umur 30-an

Ketika kamu mengerjakan sebuah pekerjaan lalu menyelesaikan, kamu merasa untuk perlu mengerjakan tugas-tugas lainnya yang sebenarnya tidak perlu kamu lakukan.

Nah Kawan Puan, orang-orang mengalami toxic productivity cenderung sengaja membuat diri mereka lelah untuk mencapai sesuatu tanpa kenal istirahat.

Toxic productivity tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan karena tubuh kita juga memiliki batasan dalam melakukan sesuatu.

Bila terus menerus dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang melebihi kapasitasnya, sudah pasti tubuh kita akan kewalahan.

Baca Juga: Persiapan Ramadhan, Ini 3 Aplikasi Pengingat Imsak dan Waktu Shalat

Tanda-tanda toxic productivity 

Saat mengalami toxic productivity, Kawan Puan biasanya akan merasa pusing dan kelelahan bahkan di pagi hari

"Rasakan seberapa besar energi yang kamu miliki di pagi hari”, kata Simone Milasas (pelatih bisnis dan penulis Joy of Business).

“Apakah kamu bangun di pagi hari dengan mengklik tombol berhenti di alarm, atau kamu bangun secara alami? Bagaimana keadaan tubuh kamu ketika bangun?" tambahnya.

Menurut Milasas, bila kamu bangun di pagi hari dengan kondisi tubuh sangat lelah, maka bisa jadi kamu mengalami toxic productivity.

Selain itu, Milasas juga menyebutkan jika kamu terlampau sering menggunakan aplikasi Zoom, padahal hal tersebut tidak terlalu dibutuhkan, karena kamu bisa sekedar menelepon atau mengirim email seperti biasa, maka kamu terperangkap dalam siklus toxic productivity.

Sumber: Huff Post,createcultivate
Penulis:
Editor: Arintya