Pandemi Berdampak Pada Pola Tidur? Ikuti Saran Ahli untuk Mengatasinya

Putri Mayla - Sabtu, 13 Maret 2021
Pandemi ternyata memiliki dampak negatif pada pola tidur. Begini saran ahli mengatasinya
Pandemi ternyata memiliki dampak negatif pada pola tidur. Begini saran ahli mengatasinya Photo by Ben Blennerhassett on Unsplash

Parapuan.co - Setahun sejak pandemi, banyak dari aspek kehidupan kita yang berubah. 

Bukan hanya pembatasan aktivitas fisik di luar ruangan dan harus bekerja dari rumah, tapi juga ke kesehatan mental.

Melansir dari laman Healthline, pandemi Covid-19 ini memiliki efek pada pola tidur kita.

Sebagian dari kita ternyata mengalami kesulitan tidur atau keluhan pola tidur yang berubah sejak adanya pandemi.

Baca Juga: Hati-hati Terkena Pandemic Fatigue! Begini 4 Cara Mudah Mencegahnya

Ini bukan hanya karena jam kerja yang berubah mengikuti aturan WFH dari kantor, tapi juga kondisi psikis atau mental yang stres akibat pandemi.

Apakah Kawan Puan juga menyadari hal ini? Jadi lebih sulit tidur sejak Covid-19 melanda?

Kalau iya, yuk, kita cari tahu sama-sama soal penyebab dan cara mengatasinya!

Tak dapat dimungkiri kalau pandemi begitu menegangkan sejak pertama kemunculannya di awal 2020.

Hal ini jelas menyebabkan stres berkepanjangan yang mungkin banyak dari kita mengalaminya.

Lisa Medalie, PsyD seorang ahli penyedia obat tidur menjelaskan bahwa stres merupakan pemicu insomnia, kesulitan untuk tidur, dan tetap tertidur.

"Stres mengaktifkan sistem saraf otonom, menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol," kata Lisa.

Baca Juga: Insomnia di Masa Pandemi? Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Sulit Tidur

"Hal ini kemudian menyebabkan detak jantung dan tekanan darah meningkat, membuat sistem berada pada mode fight-or-flight," tambahnya.

Kortisol yang dipompa ke seluruh tubuh menjadikan kondisi tertidur bisa sangat menantang.

Selanjutnya, ketika orang tertidur karena stres, mereka cenderung mengalami kesulitan mengatur pikiran dan emosi pada keesokan harinya. Ujungnya, bisa memicu pada stres yang lebih lanjut.

Kondisi ini bisa terjadi pada kebanyakan orang selama setahun terakhir.

Bukan hanya stres kronis yang memengaruhi siklus tidur. Perubahan gaya hidup selama pandemi seperti jadwal yang tidak konsisten dalam mengurus anak-anak yang belajar di rumah, kehilangan pekerjaan, dampak keuangan, dan memandang layar ponsel yang tinggi menyebabkan kurang tidur.

Fenomena yang melanda hampir kebanyakan orang di seluruh dunia ini disebut dengan Coronasomnia atau Covid-somnia.

Sebuah fenomena di mana orang bisa mengalami insomnia akibat tekanan hidup selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Setahun Covid-19 di Indonesia, Akankah 9 Hal Selama Pandemi Ini Menjadi Rutinitas di Masa Depan?

Stres selama pandemi menjadi pemicu untuk mengalami kesulitan tidur. Buruknya, siklus ini bisa terus berlanjut.

Siklus yang terus berlanjut ini bisa menyebabkan kelelahan yang sebenarnya.

Dr. Rhonda Mattox, Presiden Asosiasi Medis, Gigi, dan Farmasi Arkansas serta seorang psikiater kesehatan perilaku integratif menuturkan, "Rasanya kesulitan berpikir jernih serta kesulitan mengingat hal-hal yang biasanya kamu ketahui, atau kesulitan menjaga mata tetap terbuka."

Untuk mengatasi sulit tidur, Kawan Puan bisa mencoba kebiasaan berikut:

  1. Tetapkan batasan penggunaan perangkat elektronik, baik itu ponsel, tablet, maupun televisi. Matikan semua perangkat tersebut satu jam sebelum waktu tidur.
  2. Manfaatkan kegiatan santai sebelum tidur dengan mandi air panas, membaca, dan mendengarkan musik.
  3. Sisihkan satu jam sebelum tidur untuk me time, tanpa gadget.
  4. Minimalkan percakapan dengan keluarga atau panggilan telepon selama jam itu. 

Baca Juga: Dongkrak Imunitas! Lakukan 5 Tips Ini Agar Tidur Berkualitas

Efek pandemi kesulitan tidur memang tidak bisa kita cegah. Namun, selalu ada cara yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki pola tidur tersebut.

Kalau Kawan Puan sudah coba hal di atas untuk memperbaiki pola tidur namun tak kunjung ada hasil, ada baiknya hubungi tenaga profesional. (*)

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Bantu Hindari Risiko Stunting pada Anak, Asupan Protein Jadi Kunci