Serupa Tapi Tak Sama, Ini Lo Perbedaan GERD dan Asam Lambung

Anna Maria Anggita - Senin, 22 Februari 2021
Beda Asam Lambung dan GERD
Beda Asam Lambung dan GERD tribunnews.com

Parapuan.co - Kawan Puan apakah kamu pernah mendengar desas-desus bahwa GERD dan asam lambung itu hal yang sama?

Pasalnya masih banyak juga lo dari masyarakat Indonesia yang masih menyamakan kalau GERD itu tidak ada bedanya dengan asam lambung.

Yuk jangan sampai termakan kabar burung tersebut.

Memang keduanya adalah gangguan lambung dan gejala awalnya pun hampir mirip, akan tetapi tetap saja keduanya hal yang berbeda.

Baca Juga: Berefek pada Perempuan, Ini yang Akan Terjadi Jika Kamu Rutin Konsumsi Gula Merah

GERD adalah singkatan dari gastroesophageal reflux disease

GERD terjadi akibat dari katup atau klep sfingter esofagus bagian bawah melemah.

Ketika kondisi melemah, katup akan menjadi kendor dan memungkinkan asam lambung yang semestinya bertahan di perut jadi naik ke kerongkongan.

Sedangkan untuk penyakit asam lambung atau gastritis adalah kondisi ketika lapisan pelindung lambung mengalami peradangan atau pembengkakan.

Peradangan yang terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri yang akhirnya menimbulkan luka di lambung.

Banyak orang yang kesulitan membedakan keduanya karena gejalanya hampir sama dan juga dapat terjadi secara bersamaan.

Agar lebih mudah membedakan keduanya, PARAPUAN telah merangkum dari Tribunnews.com, yaitu:

Anatomi

Secara anatomi, maag berhubungan dengan iritasi yang terjadi di dinding lambung, sedangkan GERD berhubungan dengan fungsi otot di kerongkongan, yang dinamakan sfingter esofagus.

Sfingter esofagus merupakan otot yang berfungsi menutup jalur dan bukaan pada sistem pencernaan di tubuh.

Jadi ketika sfingter iritasi dan melemah maka makanan yang sudah masuk lambung bisa kembali ke kerongkongan.

Maka dari itu GERD pun terjadi.

Baca Juga: Perhatikan 8 Tanda Kamu dan Pasangan Butuh Ke Konselor Pernikahan

Penyebab

Asam lambung atau maag sering terjadi karena lapisan lambung yang meradang.

Lambung memiliki lapisan yang tipis, dan jika lapisan lambung lemah yang terjadi enzim pencernaan bisa merusak fungsi lapisan lambung.

Jadi ketika lapisan rusak maka risikonya adalah terkenan gastritis atau maag ini.

Ada pun penyebab lain gastritis yaitu infeksi bakteri gastrointestinal.

Infeksi bakteri ini bisa ditularkan dari orang ke orang.

Namun bisa juga penularan terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Sedangkan GERD, kondisi yang disebabkan saat seseorang memiliki hiatus hernia, yaitu adanya bagian lambung yang menonjol masuk ke esofagus.

Akan tetapi bisa juga ketika seseorang memiliki sfingter yang pendek dan ukurannya kurang dari 3 cm, kerap jadi penyebabnya.

Gejala

Pola gejala yang terjadi dari kedua penyakit lambung ini bisa dibedakan.

Berikut ini gejala yang sering terjadi ketika gastritis kambuh:

- Mual

- Muntah

- Begah di perut bagian atas, terutama seusai makan

- Sakit perut dan kembung

- Kehilangan selera makan

- Muntah darah atau muntah berwarna hitam

- Tinja berwarna hitam

Baca Juga: Ajak Anak Rutin Berolahraga Bisa Tumbuhkan Rasa Kepercayaan Dirinya

 Sementara itu, gejala GERD memiliki bentuk dan berbeda dari maag, yakni

  • Sensasi terbakar di dada (heartburn)
  • Sakit dada
  • Kesulitan menelan makanan
  • Ada sensasi yang mengganjal di tenggorokan.

Tak hanya itu aja, jika GERD kambuh pada malam hari, maka ada gejala lain yang timbul, yaitu:

  • Batuk kronis
  • Radang tenggorokam
  • Sesak napas
  • Kualitas tidur terganggu.

Penanganan Medis

Dalam penanganan medis atau pengobatan, keduanya memiliki prinsip yang berbeda.

Pengobatan maag atau gastritis meliputi:

  • Jika maag disebabkan karena konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid atau alkohol, maka hentikan konsumsi secepatnya
  • Jika maag disebabkan oleh bakteri H. pylori maka berilah obat antibiotik
  • Antibiotik yang diberikan dapat berupa campuran dari klaritromisin dan amoksilin.
  • Obat untuk menghambat produksi asam lambung dan mempercepat pemulihan, diantaranya omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprozole, dexlansoprazole, dan pantoprazole.
  • Obat untuk mengurangi poduksi asam seperti ranitidine, famotidine, cimetidine, dan niztidine
  • Dan antasida yang menetralkan asam lambung.

Baca Juga: Bad Hair Day Karena Rambut Lepek Berminyak, Atasi dengan Trik Mudah Ini

Obat GERD meliputi:

  • Penghambat pompa proton (PPI), yakni obat penekan produksi sama yang kuat dengan masa terapi yang lama. Jika berhasil dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan dengan menggunakan dosis lebih rendah seperti antagonis reseptor H2, prokinetik, atau antasida.
  • Antasida, untuk penetral terhadap asam klorida sehingga mampu memperkuat tekanan sfingter esofagus bawah
  • Obat-obatn prokinetik
  • Operasi

 Sebelum mengonsumi obat-obatan tersebut alangkah baiknya Kawan Puan berkonsultasi terlebih dahulu ya, agar mendapatkan penanganan  yang tepat.(*)

 

Sumber: Kompas.com,tribunnews
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati