Restoran Nusantara Hadir di Blok M, Tawarkan Perpaduan Nostalgia

Tim Parapuan - Rabu, 10 September 2025
Resto TAMU hadir di kawasan Melawai, Jakarta Selatan
Resto TAMU hadir di kawasan Melawai, Jakarta Selatan (Dok. Putri Renata/PARAPUAN)

Parapuan.co - Jakarta kembali kedatangan destinasi kuliner baru yang siap memanjakan lidah para pencinta kuliner Nusantara. Restoran bernama TAMU resmi dibuka di kawasan Melawai, Jakarta Selatan pada Senin (1/9).

Mengusung filosofi Tatap Muka”, TAMU ingin menghadirkan lebih dari sekadar pengalaman bersantap, melainkan ruang pertemuan yang hangat, penuh cerita, dan bernuansa kebersamaan. Kehadiran TAMU diharapkan menjadi wadah untuk menyeimbangkan kenangan dan energi baru.

Restoran ini tidak hanya menawarkan hidangan yang menggugah selera, tetapi juga menciptakan ruang untuk duduk bersama, membuka percakapan, serta menghadirkan kisah yang membekas.

Identitas TAMU berdiri di atas narasi utama “Nostalgia Tapi Dinamis”. Konsep ini diterapkan secara menyeluruh, mulai dari detail interior, sajian kuliner, hingga bahasa visual. Nuansa nostalgia terasa dari cita rasa masakan Nusantara serta elemen arsitektur Indonesia, sementara sisi dinamis diwujudkan melalui eksplorasi teknik memasak modern.

Menu Konro Pipi Sapi.
Menu Konro Pipi Sapi. (Dok. Putri Renata/PARAPUAN)

Salah satu menu ikonik adalah Konro Pipi Sapi. Berbeda dengan konro tradisional yang biasanya menggunakan iga, TAMU memilih bagian pipi sapi. Daging ini diolah menggunakan teknik sous vide sehingga teksturnya lebih lembut dan juicy. Serta dipadukan dengan bumbu kaya rempah khas Makassar.

Menu Sambal Goreng Otot
Menu Sambal Goreng Otot (Dok. Putri Renata/PARAPUAN)

Selain itu, terdapat pula menu Sambal Goreng Otot, hidangan personal dari Chef Owner TOMA Group, Alnico Andreas. Inspirasi menu ini datang dari kenangan masa kecil sang koki di Cirebon. Kehangatan rasa masa lalu dihidupkan kembali melalui racikan bumbu khas yang dipadukan dengan penyajian lebih modern.

Menu Lawar Udang
Menu Lawar Udang (Dok. Putri Renata/PARAPUAN)

Baca Juga: Bikin Masakan Seenak Restoran dengan Mudah, Rahasianya Ada di Bumbu Dapur Ini

Tidak ketinggalan, menu Lawar Udang khas Bali juga turut meramaikan deretan sajian andalan. Hidangan ini dikreasikan ulang oleh Corporate Chef TOMA Group, Arief Rachman, dengan penambahan ebi dan udang segar untuk memperkaya tekstur tanpa kehilangan esensi tradisionalnya.

Menurut Hartono Moe, Co-founder TOMA Group, TAMU dihadirkan untuk menjadi tempat di mana orang-orang bisa kembali menemukan makna kebersamaan. “Kami ingin TAMU menjadi ruang tatap muka, di mana orang menikmati hidangan bersama, berbagi cerita, dan membawa pulang kenangan,” ujarnya.

Untuk mendukung pengalaman bersantap yang lebih intim, TAMU menyediakan dua private room dengan kapasitas enam hingga sepuluh orang. Seluruh area restoran pun dapat dipesan secara eksklusif untuk berbagai acara, mulai dari pernikahan, pertemuan perusahaan, hingga perayaan khusus lainnya.

Restoran ini juga mampu menampung hingga 250 tamu sekaligus, menjadikannya pilihan fleksibel untuk acara berskala kecil maupun besar.

TAMU juga akan menghadirkan menu musiman dan membuka ruang kolaborasi bersama para pelaku UMKM, komunitas kreatif, hingga pegiat budaya. Langkah ini diharapkan membuat TAMU menjadi wadah apresiasi bagi keragaman kuliner dan budaya Nusantara.

Dengan keberagaman menu yang ditawarkan, TAMU tidak hanya mengajak pengunjung untuk bernostalgia pada rasa-rasa khas Nusantara, tetapi juga menghadirkan eksplorasi baru yang lebih modern. Inilah perpaduan yang membuat konsep “Nostalgia Tapi Dinamis” begitu nyata di setiap detailnya.

Tim dapur TAMU yang dipimpin oleh Arief Rachman bersama Alnico Andreas menjadi motor penggerak utama kreativitas kuliner ini. Dengan pengalaman panjang, keduanya mampu menyajikan hidangan penuh inovasi tanpa melupakan akar tradisi yang kuat.

Lebih jauh, TAMU juga memperhatikan pengalaman tamu secara menyeluruh. Dari penyajian makanan, suasana ruang, hingga interaksi antar pengunjung, semuanya diarahkan untuk menciptakan memori kolektif yang berkesan. 

Baca Juga: Nostalgia Kuliner Legendaris di Kelapa Gading dengan Pilihan Restoran Ikonik Ini

Restoran ini juga dirancang agar bisa mengikuti perkembangan zaman. Dengan pendekatan fleksibel dan terbuka terhadap tren kuliner maupun budaya, TAMU siap menjadi salah satu destinasi kuliner yang tidak hanya sekadar tempat makan, melainkan pusat interaksi dan kreativitas.

Dengan kapasitas besar, fasilitas lengkap, dan konsep yang unik, TAMU menargetkan diri sebagai rumah baru bagi kebersamaan. Restoran ini bukan hanya tempat untuk mengisi perut, melainkan juga ruang di mana nostalgia dan dinamika saling bertemu, menjalin cerita yang hangat dan autentik.

Sehingga, TAMU memposisikan diri lebih dari sekadar restoran. Ia hadir sebagai ruang pertemuan, tempat di mana makanan menjadi bahasa, suasana menjadi pengikat, dan kebersamaan menjadi inti.

Di tengah kota Jakarta yang kerap terlalu sibuk, TAMU mengajak kita semua untuk kembali menemukan makna sederhana dari meja makan debgan nostalgia tapi dinamis.

(*)

Putri Renata

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri