Parapuan.co - Kawan Puan, menghadapi risiko penyakit kritis bukan hanya soal menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesiapan finansial. Beban biaya medis yang besar sering kali menjadi penyebab keuangan keluarga terguncang.
Untuk itu, sebuah webinar PARAPUAN x MSIG Life bertajuk "Investasi Terbaik untuk Diri: Menata Money Habit di Tengah Ancaman Penyakit Kritis", perencana keuangan Rista Zwestika Reni, CFP menekankan empat fondasi keuangan utama yang perlu dibangun agar keluarga tetap terlindungi ketika risiko kesehatan datang. Apa saja?
1. Membuat Anggaran dengan Prioritas yang Jelas
Langkah pertama adalah menyusun anggaran dengan sistem prioritas wajib, butuh, dan ingin. Rista menjelaskan, "Makanya dibuat anggarannya. Prioritaskan wajib, butuh, dan ingin."
Dengan begitu, keluarga bisa lebih bijak mengalokasikan pendapatan dan menghindari arus kas yang defisit setiap bulan.
2. Mengelola Utang Maksimal 30% dari Pendapatan
Utang konsumtif bisa menjadi jebakan ketika kondisi darurat kesehatan datang. Rista mengingatkan pentingnya menjaga proporsi utang agar tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan. Jika beban cicilan terlalu besar, kemampuan keluarga untuk membayar biaya pengobatan atau premi asuransi akan terhambat.
3. Menyiapkan Dana Darurat 6–12 Kali Pengeluaran
Dana darurat adalah penyangga utama saat ada pengeluaran tak terduga. Idealnya, menurut Rista, dana darurat disiapkan sebesar 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan.
Baca Juga: Investasi Terbaik untuk Diri: Menata Money Habit di Tengah Ancaman Penyakit Kritis
Selain itu, jangan sampai dana darurat dibiarkan kosong setelah dipakai. "Kalau dana darurat sudah dipakai, ditambah lagi, jangan dibiarkan kosong," tegas Rista.
4. Memiliki Proteksi Asuransi yang Tepat
Asuransi adalah salah satu instrumen penting untuk menjaga keuangan tetap stabil. Baik itu asuransi jiwa, kesehatan, maupun penyakit kritis, semuanya perlu disesuaikan dengan kondisi finansial keluarga. Tidak ada angka baku, namun menurut Rista, besaran premi sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan.
"Kalau misalnya ternyata baru punya 5% dari keuangan sekarang untuk asuransi penyakit kritis, nggak apa-apa juga. Lebih baik punya daripada nggak sama sekali," saran Rista.
Selain itu, Rista menekankan pentingnya melakukan review polis secara berkala. "Asuransi jiwa, kesehatan, maupun penyakit kritis idealnya minimal 3 tahun sekali di-review," ujarnya.
Alasannya, seiring bertambahnya usia, risiko kesehatan meningkat, begitu pula dengan aset dan tanggungan keluarga.
Menuju Keuangan yang Lebih Kuat
Setelah empat fondasi keuangan ini kokoh, barulah keluarga bisa lebih leluasa membicarakan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, hingga panjang. Investasi menjadi langkah berikutnya setelah kebutuhan dasar keuangan dan proteksi terpenuhi.
Rista juga memperkenalkan inovasi layanan asuransi digital seperti aplikasi Fortify dari MSIG Life, yang memungkinkan personalisasi perlindungan, kemudahan menambah anggota keluarga, serta akses proteksi 24 jam. Hal ini menjadi salah satu solusi agar masyarakat bisa mendapatkan proteksi yang lebih simpel, fleksibel, dan sesuai kebutuhan.
Dengan empat fondasi keuangan ini, keluarga tidak hanya lebih siap menghadapi risiko penyakit kritis, tetapi juga bisa menjaga kestabilan finansial jangka panjang.
Baca Juga: Mengapa Penting Memiliki Asuransi Penyakit Kritis Sejak Muda? Ini Jawabannya
(*)