Memahami Alasan Orang Tua Modern Kadang Harus Berbohong ke Anak

Arintha Widya - Kamis, 28 Agustus 2025
Alasan orang tua terkadang berbohong ke anak.
Alasan orang tua terkadang berbohong ke anak. Edwin Tan

Parapuan.co - Menjadi orang tua di era modern bukanlah perkara mudah. Rutinitas padat, tuntutan pekerjaan, hingga urusan rumah tangga membuat banyak orang tua merasa kewalahan. Dalam kondisi seperti ini, sebagian orang tua mengaku melakukan “jalan pintas” yang mungkin jarang diungkapkan: berbohong kepada anak demi membuat hari terasa lebih ringan.

Laporan terbaru dari Skylight yang PARAPUAN rangkum dari Parents, menunjukkan bahwa fenomena ini ternyata cukup umum. Mereka mengumpulkan lebih dari 3.000 pengakuan anonim dari orang tua di berbagai daerah. Hasilnya, 35% orang tua mengaku merasa sangat kelelahan dan kosong energi, sehingga mencari cara apa pun untuk bertahan.

Michael Segal, pendiri dan CEO Skylight, mengatakan, "Kami mendengar lebih dari seribu orang tua menyampaikan hal yang sama dengan berbagai cara: menjadi orang tua itu benar-benar sulit, dan tidak ada seorang pun yang bisa selalu terlihat sempurna."

Melalui kampanye ini, Skylight ingin memperlihatkan sisi jujur dari parenting dan menjadikan “pekerjaan yang tak terlihat menjadi terlihat.”

Saat Orang Tua Memilih "Kebohongan Kecil"

Laporan Parent Confessions menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang tua membuat alasan kepada anak-anaknya hanya untuk mendapatkan waktu me-time, dan sekitar 17,5% orang tua ‘membelokkan kebenaran’ demi bisa melewati waktu hingga jam tidur malam.

Alasannya beragam. Sebagian orang tua hanya ingin rehat sejenak dari rutinitas yang padat. Misalnya, ada yang mengaku melewatkan dongeng sebelum tidur dengan alasan belanja ke supermarket, padahal sebenarnya pergi mengikuti kelas yoga.

"Kadang kamu butuh melarikan diri sebentar untuk bernapas setelah seharian penuh, meski rasa bersalah selalu muncul di akhir hari," ujar salah satu pengakuan.

Ada juga orang tua yang berbohong karena kelupaan. Seorang ibu menceritakan pernah lupa mengambil gigi anaknya untuk “tooth fairy,” lalu menutupi dengan alasan peri gigi sedang kehabisan kuota.

Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diajarkan ke Anak Perempuan Sebelum Masuk SMP

Kelelahan, Jadwal Padat, dan Tekanan Tak Terucap

Kehidupan orang tua masa kini sering kali berputar hanya pada aktivitas anak: les, olahraga, hingga playdate. Tidak jarang, orang tua merasa berada di ambang batas.

Seorang ibu mengaku pernah berjanji anaknya akan ikut tim bisbol musim depan, tapi akhirnya ia menutupinya dengan alasan sudah ketinggalan jadwal seleksi. "Rasanya lebih mudah mengatakan begitu daripada mengaku kalau aku tidak sanggup menambah satu aktivitas lagi," tulisnya.

Kebohongan Lucu yang Bikin Senyum

Selain alasan serius, ada juga kebohongan kecil yang justru terdengar lucu dan kreatif dari para orang tua yang terlibat dalam survei:

  • “Untuk membuat balita saya cepat keluar rumah, saya bilang kalau anjing kami harus berangkat kerja. Dia benar-benar percaya anjing punya pekerjaan.” – Ibu, 46 tahun
  • “Saya bilang ke anak-anak kalau truk es krim bunyikan musik saat sudah habis terjual.” – Ibu, 35 tahun
  • “Kalau bosan nonton acara anak-anak, saya bilang karakternya sudah mau tidur.” – Ibu, 33 tahun
  • “Saya meyakinkan anak saya kalau setiap kali dia berbohong, dahinya akan berubah ungu. Sekarang setiap berbohong, refleks pertamanya adalah menutup dahi.” – Ibu, 35 tahun

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Meski terdengar sepele, kebohongan kecil ini menunjukkan betapa besar tekanan yang dirasakan orang tua. Menyeimbangkan pekerjaan, rumah, dan kebutuhan anak membuat mereka mudah lelah.

Kadang, sebuah kebohongan kecil menjadi jalan keluar instan dari situasi sulit atau percakapan yang mereka tak sanggup jalani.

Pada akhirnya, laporan ini mengingatkan bahwa orang tua bukanlah sosok sempurna. Mereka manusia biasa yang juga butuh waktu untuk diri sendiri, butuh jeda, dan bahkan butuh strategi “nakal” agar bisa bertahan.

Yang terpenting, orang tua tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan penuh tantangan ini.

Baca Juga: Mengapa Orang Tua Beri Smartphone ke Anak Meski Tahu Itu Terlalu Dini?

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya