Parapuan.co - Akhir-akhir ini di Indonesia, isu keuangan pribadi makin rumit. Harga kebutuhan pokok naik, pajak kian melebar hingga menyentuh banyak aspek kehidupan, sementara tunjangan DPR justru mengalami kenaikan. Kondisi ini dapat membuat banyak pekerja merasa perlu meminta kenaikan gaji demi menyeimbangkan kebutuhan hidup.
Namun, cara meminta kenaikan gaji tidak bisa sembarangan. Jika salah langkah, bukan hanya permintaan yang ditolak, hubungan profesional pun bisa terganggu. Kalau Kawan Puan ingin meminta kenaikan gaji, hindari kesalahan yang dirangkum dari USA Today ini:
1. Meminta Naik Gaji Padahal Atasan Belum Mengenalmu
Salah satu kesalahan terbesar adalah langsung mengajukan kenaikan gaji tanpa membangun hubungan kerja yang solid dengan atasan. Atasan mungkin belum mengenalmu atau pernah mendengar namamu, tapi tiba-tiba kamu menemuinya meminta kenaikan gaji.
Patrice Williams-Lindo, seorang career coach, menegaskan, "Sebelum memberi kenaikan gaji, saya ingin tahu apa yang dikerjakan karyawan saya dan memastikan kami memiliki pertemuan rutin. Jika itu adalah pertemuan pertama, tidak masuk akal meminta kenaikan gaji di sana. Itu seperti melamar seseorang di kencan pertama."
Solusinya, jadwalkan pertemuan rutin dengan atasan. Gunakan kesempatan itu untuk melaporkan progres, menyampaikan pencapaian, dan memastikan tujuan kerja sejalan, termasuk soal peningkatan gaji.
2. Mengajukan di Pertemuan yang Tidak Tepat
Meskipun sudah punya hubungan baik dengan atasan, mengajukan kenaikan gaji secara mendadak di pertemuan santai atau lewat email bukanlah langkah bijak. Patrice menyarankan agar pertemuan dijadwalkan secara khusus dengan tujuan yang jelas: membicarakan kompensasi.
Artinya, beri waktu atasan untuk mempersiapkan diri. Dengan begitu, diskusi bisa berlangsung dengan pikiran yang terbuka.
Baca Juga: Masih Banyak Perempuan Karier Tidak Nyaman Meminta Kenaikan Gaji, Ini Alasannya
3. Salah Waktu
Timing sangat menentukan. Jika perusahaan memiliki periode tertentu untuk meninjau gaji dan promosi, maka meminta di luar siklus tersebut biasanya kurang efektif. Patrice Williams-Lindo memberi contoh, "Jika saya ingin mengajukan di pertengahan tahun, maka sejak awal tahun saya harus mulai membangun argumen dan bukti."
Kamu perlu merencanakan pencapaian dan mengumpulkan data sejak awal agar ketika waktunya tiba, argumenmu untuk melakukan negosiasi meminta kenaikan gaji sudah matang.
4. Mengajukan dengan Rasa Takut
Banyak orang terjebak mengajukan kenaikan gaji karena terdesak kebutuhan finansial. Padahal, cara ini justru melemahkan posisi tawar. Patrice menyarankan, "Lebih baik katakan, ‘Ini pencapaian saya selama X bulan, kualitas kerja saya, serta hasil yang sudah saya berikan. Karena itu, saya percaya layak mendapatkan peningkatan'."
"Itu memberi energi berbeda dibanding mengatakan, ‘Saya tidak tahu bagaimana membayar sewa, saya butuh kenaikan gaji," imbuhnya. Fokuslah pada kinerja dan nilai yang kamu bawa, bukan tekanan finansial pribadi.
5. Memberi Ultimatum
Mengatakan "Naikkan gaji saya atau saya resign" adalah langkah yang berisiko. Patrice Williams-Lindo berpendapat, "Saya mengerti keberanian seperti itu, tetapi bagi saya itu cukup membuat tidak nyaman, karena bagaimana kita bisa sampai pada titik ini?"
Sebaiknya tetap tenang, profesional, dan terbuka untuk negosiasi. Diskusi yang matang lebih efektif dibanding ancaman.
Baca Juga: Riset Kenaikan Gaji Pekerja di Indonesia Tahun 2025: Optimisme di Tengah Tantangan
6. Menyerah Saat Ditolak
Tidak semua permintaan gaji akan langsung dikabulkan. Bisa jadi karena kondisi perusahaan atau adanya aspek kinerja yang masih perlu ditingkatkan. Patrice menjelaskan, seorang manajer yang baik akan memberi alasan jelas dan membantu mencari solusi.
Jika ditolak, mintalah umpan balik spesifik. Tanyakan target apa yang perlu dicapai agar bisa dipertimbangkan kembali, lalu minta jadwal follow-up dalam 3–6 bulan ke depan.
Di tengah kenaikan pajak dan biaya hidup yang makin menekan, wajar jika banyak pekerja ingin meminta kenaikan gaji. Namun, kesuksesan dalam negosiasi tidak hanya bergantung pada kebutuhan pribadi, melainkan juga strategi, waktu, dan cara komunikasi.
Dengan menghindari kesalahan di atas, peluang mendapatkan kenaikan gaji akan lebih besar, sekaligus menjaga hubungan profesional tetap sehat.
(*)