Baca Juga: Enggak Perlu Khawatir Lagi, Ini Fakta Tentang Pengaruh Kafein pada Kesuburan
"Sementara matcha umumnya lebih rendah kafein dibanding kopi, tapi memberikan energi yang lebih halus dan bertahan lama—berkat adanya L-theanine, asam amino yang membantu menciptakan kondisi tenang namun tetap fokus," terang Tucker lagi.
Artinya, bagi Kawan Puan yang ingin tetap berenergi tanpa lonjakan kafein yang terlalu tajam, matcha bisa jadi pilihan tepat.
Cara Membuat Matcha Lebih Rendah Kafein
Bagi yang menyukai rasa matcha tetapi ingin mengurangi asupan kafein, ada cara mudah yang bisa dilakukan.
"Cara penyajian sangat berpengaruh—semakin banyak bubuk matcha yang digunakan, semakin tinggi pula kandungan kafeinnya. Jika ingin lebih rendah kafein, gunakan bubuk matcha lebih sedikit dan tambahkan bahan lain seperti susu atau susu nabati," demikian kata Tucker.
"Bisa juga menambahkan rempah seperti jahe atau biji chia. Penyesuaian sederhana ini bisa menurunkan kadar kafein sekaligus menciptakan rasa yang lebih lembut," tambahnya.
Matcha memang mengandung kafein, tetapi kadarnya jauh lebih rendah dibanding kopi. Rata-rata, satu sajian matcha seremonial hanya memiliki 30–60 mg kafein, sedangkan kopi bisa mencapai lebih dari 100 mg per cangkir. Bedanya, matcha memberi energi yang lebih stabil berkat kandungan L-theanine.
Bagi penikmat teh, matcha bisa menjadi pilihan minuman sehat yang tak hanya menyegarkan, tetapi juga menenangkan pikiran. Dan jika ingin lebih rendah kafein, cukup kurangi takaran bubuk atau kombinasikan dengan bahan lain sesuai selera.
Baca Juga: Pakai Ube hingga Pistachio, Matcha dengan Varian Rasa Unik Ada di Cafe Ini
(*)