Parapuan.co - Tak peduli seberapa menyenangkan pekerjaan yang kita jalani, tetap saja itu kerja. Memikirkan tugas, target, atau masalah kantor terus-menerus bisa menguras energi, bahkan merampas momen berharga di luar jam kerja, seperti makan malam bersama teman, liburan yang sudah lama direncanakan, atau sekadar malam yang tenang di rumah.
Bagi banyak orang, menutup laptop atau mematikan notifikasi belum cukup untuk benar-benar “keluar” dari mode kerja. Di sinilah STOP method hadir—sebuah strategi sederhana namun efektif untuk memutus hubungan mental dari pekerjaan dan kembali menikmati hidup.
Apa itu metode STOP dan bagaimana menjauhkan stres karena pekerjaan dari kehidupan pribadimu? Yuk, simak pemaparannya seperti dilansir dari The Every Girl berikut ini!
Apa itu STOP Method?
Diperkenalkan oleh pakar karier Dan Bruce, STOP adalah singkatan dari empat langkah yang bisa dilakukan setiap akhir hari kerja, yaitu:
- Shutdown ritual – Ritual penutup kerja
- Track your wins – Catat pencapaian
- Offload mentally – Lepaskan beban pikiran
- Plug into the present – Hadir di momen sekarang
Menariknya, seluruh proses ini hanya butuh waktu sekitar lima menit, tapi efeknya bisa sangat signifikan.
1. Shutdown Ritual: Sinyal untuk Otak bahwa Kerja Selesai
Seperti rutinitas sebelum tidur yang memberi sinyal tubuh untuk beristirahat, ritual penutup kerja memberi pesan pada otak: "hari ini selesai". Contoh ritualnya:
- Menulis daftar prioritas untuk besok.
- Mematikan status online di Slack/Teams.
- Merapikan meja kerja.
- Mengucapkan kalimat seperti “selesai untuk hari ini”.
Kuncinya adalah konsisten, sehingga otak terbiasa merespons ritual ini sebagai tanda berhenti.
Baca Juga: Work Life Balance Bagi Perempuan, Mungkinkah Hanya Sebatas Mitos?
2. Track Your Wins: Menghargai Diri Sendiri
Banyak dari kita menutup hari dengan fokus pada “yang belum selesai” daripada “yang sudah tercapai”. Padahal, kebiasaan ini bisa mengikis motivasi.
Luangkan waktu untuk mencatat hal-hal positif, besar maupun kecil semisal menyelesaikan laporan yang tertunda, mendapat apresiasi dari rekan kerja, atau menemukan solusi kreatif.
Menurut Dan Bruce, kebiasaan ini membantu kita menutup hari dengan rasa puas dan tanpa rasa bersalah karena tidak terus bekerja di waktu pribadi.
3. Offload Mentally: Mengosongkan Pikiran
Pernah menutup laptop, tapi kepala masih penuh dengan email, deadline, atau ide yang belum tuntas? Coba keluarkan semuanya dari pikiran:
- Tulis semua yang mengganggu di buku catatan.
- Rekam voice note untuk diri sendiri.
- Buat daftar hal-hal yang akan “ditinggalkan” hingga esok.
Dengan begitu, otak mendapat izin untuk berhenti memproses urusan kantor di luar jam kerja.
4. Plug Into the Present: Kembali ke Kehidupan Nyata
Langkah terakhir ini bukan sekadar “melepaskan” kerja, tapi berpindah ke aktivitas yang membuat kita hadir sepenuhnya di momen sekarang. Contohnya:
- Jalan santai tanpa earphone.
- Memasak makan malam.
- Olahraga ringan.
- Bermain dengan anak atau hewan peliharaan.
- Aktivitas kreatif seperti melukis atau berkebun.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Career Detox untuk Memperoleh Work Life Balance
Pilih kegiatan yang memerlukan fokus dan minim distraksi, sehingga pikiran tidak kembali ke urusan kantor.
Kenapa Metode Ini Efektif?
STOP method bekerja karena menciptakan batas mental dan fisik yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menurut Bruce, langkah-langkah ini "memberi kesempatan sistem saraf untuk pulih, menjaga energi tetap stabil, dan membuka ruang bagi kejernihan pikiran serta kreativitas."
Dampaknya terasa bukan hanya di rumah, tapi juga di performa kerja keesokan harinya. Tentu saja, bukan berarti kita tidak akan pernah memikirkan pekerjaan di malam hari.
Namun, STOP method mengingatkan bahwa hidup di luar pekerjaan sama pentingnya—dan layak mendapat perhatian penuh.
(*)